-->

Teman yang Baik dan Benar :D


            Assalamualaikum, ok jumpa lagi ma gue. Gimana kabar kalian? Baik baik aja kan. Yang pasti jangan sampai kena penyakit, tahu kenapa? Iya, sakit itu gak enak. Ok cukup sini saja, kita lanjut topick berikutnya. Kemaren gue udah ngebahas sedikit tentang salah satu kebahagiaan dunia adalah teman. Tapi kalo lo gak bisa nemuin temen yang cocok dan bisa nerima lu apa adanya, yang ada lo hanya akan menderita karenanya. Bukan cuma pacar lho, menurut gue pacar itu gampang di cari dari pada teman ( Padahal gue masih single bukan jomblo). Iya apa iya? Ya iya.



            Ehm… ok balik maning ing laptop. Begini, disaat lo bisa berteman dengan siapa saja itu adalah hal yang terbaik dari pada banyakin cew, tapi jika lo gak bisa bagaimana, nha disini gua kasih tips dan trick  untuk mendapatkan temen yang bisa cocok ma lo dan bisa terima lo apa adanya. Perhatiin baik baik ye, jangan ngelihat sambil bengong, itu berbahaya ( Takut tiba tiba ayam tetangga pada mati, hihihi.. :P ).

1.      Liat status lo dulu, masih jomblo apa masih single? ( Prasaan sama aja ye… Hihihihi.. ) terus lo udah punya pacar apa belom?.

2.      Jika lo masih jomblo or single, brarti gampang aja. Cari temen yang senasib dengan lo, karena apa? Ya, karena sama sama jomblo or single. Biasanya, anak kayak gitu itu enak diajak susah senang bareng ketimbang yang punya pacar. Easy going dan pokoknya gak bakal diribetin masalah cew. Beruntunglah bagi lo lo pada yang jomblo or single ( Jomblo or single kok seneng… fuh ).

3.      Jika lo emang sudah punya pacar, menurut gue lu gunain cara yang kedua tadi, tapi dari arah yang sebaliknya, ngerti gak lo? Ya, cari temen yang juga punya pacar juga. Soalnya kalo lo cari temen yang gak punya pacar, terus lo jalan ma dia sedangkan lo bawa pacar lo dan dia sendirian, dia bakal jadi obat nyamuk terus ngambek putus asa dan pada akhirnya lo di tinggal pergi. “ Kita putus…” kata temen cow tadi ke temen cownya itu. Yah kurang lebih seperti itulah.

4.      Lepas dari status, temen yang baik dan benar adalah temen yang bisa terima lo apa adanya. Bisaanya temen semasa kecil, dia takkan peduli status lo karena dia ngerti lo seperti apa. Tapi gak semua temen masa kecil kayak gitu, itu juga masih butuh proses yang cukup lama. Jika lo mempunyai temen masa kecil yang bisa ngertiin lo, jangan lepasin seperti lo gak bakal ngelepasin pacar lo. Anggep dia seperti pacar lo juga keluarga.


5.      Semua kembali kepada diri kalian sendiri, jika lo butuh temen yang bener bener bisa lo percaya dan bisa terima lo apa adanya seperti pacar lo keluarga lo juga harus tahu diri juga. Jangan selalu minta di perhatiin mulu sedangkan lo gak pernah perhatiin dia. Kalo mau maen lo selalu bawa pacar lo, kalo bisa jangan bawa bawa pacar saat lo maen sama temen ( Gak asik cyin… :D ). Saat dia butuh bantuan, bantulah dia sebisa lo, walupun gak banyak setidaknya dia seneng ada yang peduli. Pokoknya jangan sampai buat seorang temen jadi gak nyaman sama lo. Jika lo bisa lakuin itu lo bakal nemui temen sejati lo.

6.      Terakhir dari gue, jangan cari temen yang ,menurut lo gak bisa di jadiin temen. Contoh, orang MLM, idup lo bakal penuh dengan kicauan tentang dia dan barang yang dia jual pada lo. Tapi kalo lo bisa ngelobi, it’s ok buat lo.


7.      Ok, selamat mencari temen sob. Hihihihi…


Mungkin itulah beberapa tips dan trick cari temen yang baik dan benar, bisa terima lo apa adanya seperti pacar lo Keluarga. Semoga bermanfaat buat lo yang belom nemuin temen yang tepat seperti itu.


Sekian dari gue, mungkin lain kali gue bakal share gimana cara hidup bahagia di dunia or cara mendapatkan cew yang baik dan benar ( Insyaallah ). Wassalam, bye… Hihihihi…

You are My Hero, Mom! | Mother Days




Senin, 22 Desember 2014. Kau tau hari ini hari apa? Pasti tau lah. Ya.. Hari Ibu.. Kau tau kenapa ada hari ibu? Pasti tau jugalah. Secara Ibu adalah sosok yang tak bisa tergantikan oleh siapapun. Walupun memang masih ada orang lain di hidup kita seperti sosok Ayah, tapi kalau tidak ada seorang ibu kita mungkin takkan pernah lahir di dunia ini. Takkan pernah merasakan kasih sayang yang tiada tara, lemah lembut belaiannya sungguh membuat diri ini selalu tenang bersamanya.

Sedikit kata tentang Ibu…

***

 “ Ibu.. Nyawapun kau pertaruhkan untukku, saat kau melahirkanku dengan penuh perjuangan dan rasa sakit yang taktertahankan, kau tetap tabah dan tenang menghadapi semua itu. Demi aku kau curahkan semua jiwa dan ragamu. Ibu..”

“ Ibu.. Engkau bagaikan mentari yang selalu hangatkan jiwa ku, bagaikan bulan dan bintang yang selalu temani dalam gelap malam ku. Tak pernah peduli terik, hujan badai menerjang mu, kau tetap melindungi dan mengutamakan aku dalam hidup mu.”

“ Ibu.. Engkau Hero dalam cerita hidupku, penunjuk jalan dan penerang jiwa dan ragaku. Ibu.. Maafkan aku yang selalu membuat kau bersedih dan khawatir karena ulahku. Kesabaranmu, ketangguhanmu dan kasih sayangmu yang terus mengalir kepadaku takkan pernah kulupakan sampai akhir hayatku.”

“ Ibu.. aku berjanji akan membuatmu tersenyum bahagia di dunia ini karena telah melahirkan aku, membesarkan aku dan mendidikku. Hanya itulah yang bisa aku berikan kepadamu.. Ibu..”

Terimakasih atas semua yang kau berikan pada ku Ibu.. You are The Best Mom for Me! Love You Mom…


***

Mana kata untuk Ibumu?...

Bersyukurlah kita yang masih bisa merasakan dekapan Ibu kita saat ini, sebagian dari kita mungkin sudah berada di alam yang berbeda. Semoga diberi keselamatan dan kesehatan kepada Ibu kita yang masih hidup sampai kita mampu membuatnya tersenyum bahagia di dunia ini, dan semoga bagi para ibu yang telah tenang dan bahagia di sana mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan YME. Amin…


Ibu…


Mungkin sedikit motivasi buat kita dengan membaca cerpen ini "Ibu Maafkalah Aku" atau ini "Renungan untukmu Ibu". Semoga bermanfaat...

Aku yang Tak Bisa Menggapaimu, Cinta

Batu besar yang yang terlihat kuat dan kokoh, berlubang karena sebuah tetesan air yang tak pernah menyerah terus menetes hingga pada akhirnya lubang itu terbentuk.Walau lama tapi hanya dengan setetes air bisa meluluhkan batu sekeras apapun, layaknya sebuah cinta yang terlihat tidak mungkin untuk dimenangkan tapi dengan usaha dan tanpa menyerah untuk mendapatkannya, pasti akan ada disaat kau memeluknya dengan cinta.

Berbeda dengan tetesan air yang turun bersamaan di kala awan hitam selalu bersamanya, ia datang bersama tetesan yang lainnya. Selalu membawa kenangan masa lalu, entah itu kenangan bahagia maupun kenangan yang seharusnya ingin dilupakan. Hujan, iya… Ia adalah hujan.

Cinta, adalah misteri yang Kuasa. Takkan pernah mudah kita pahami dan kita sadari bahwa kita selalu membutuhkan sebuah cinta dalam hidup ini. Pada awalnya aku tak mengerti semua itu, apa itu cinta dan mengapa dia ada, serta mengapa tidak memihak pada ku saat ini yang sedang membutuhkannya.

Apa memang kisah cinta sejatiku harus menuggu untuk waktu yang lama? Aku tak tau.


***

Pagi itu, disaat pertama kali masuk perkuliahan hati ini terasa hampa seakan tak ada warna di setiap langkah ini. Semua terlihat abu – abu seperti biasa yang membuatku selalu tak peduli akan dunia ini. Walaupun dulunya aku selalu mencari warna itu tapi tak pernah bisa aku temukan, hingga salah satu dari temanku di SMA dulu berkata untuk mencoba mencari cinta.

Apa itu cinta, seperti apa dia, rasanya seperti apa? Tak pernah aku mengerti karena aku belum pernah sama sekali merasakan sebuah cinta yang sebenarnya. Pada akhirnya aku menemukan cinta itu tapi tak seperti cinta yang aku harapkan. Hati dan perasaan ini tak bisa merasakannya dengan sepenuh jiwa dan raga ini. Entah apa yang kurang, dan akhirnya berakhirlah cinta pertamaku, cinta kedua ku dan cinta berikutnya.

Akupun menyerah untuk mencari cinta itu lagi, biarkan aku menunggu seseorang yang memeang benar benar bisa aku cintai sepenuh jiwa dan raga ini, begitupun sebaliknya. Walaupun harus menunggu lama akupun tak peduli, hingga rambut ini memutihpun akan aku jalani demi cinta sejatiku.

Hingga aku mengenal seseorang bidadari cantik yang sekakn turun dari surga, Amelia. Sebenarnya sudah cukup lama aku mengenalnya dan sedikit memiliki rasa padanya. Namun aku ragu dengan rasa itu hingga akhirnya cintanya dimiliki orang lain terlebih dahulu.

Waktu itu rasa itu tak begitu menyakitkan mendengan dia telah bersama dengan orang lain, walaupun aku sudah mengenal dekat denganya. Dia teman sekelas ku sekarang di tingkat akhir semester 5. Aku pertama kali mengenalnya adalah saat ospek kampus.

Di tingkat pertama kami memang berbeda kelas, dan mungkin tidak begitu akrab hingga kita di kelas yang sama dan di organisasi yang sama pada tingkat dua semester 4 membuat kita semakin dekat dan akrab. Rasa itupun semakin besar, tapi masalahnya cintanya masih dimiliki orang lain.

Hingga beberapa bulan berlalu Amelia putus dengan kekasihnya itu, entah mngapa diri ini merasa sangat senang sekali. Berfikir bahwa aku memiliki kesempatan untuk mendapatkannya. Akupun memulai dengan lebih mendekatkan diri padanya, mulai menanyakan hal hal yang menurutku penting untuk lebih dekat dengannya.

Hari berganti dengan hari yang lain hingga aku tersadar, bahwa dia sudah dekat dengan seseorang disana. Bahkan lebih lama dari pada ku dan lebih dekat. Hanya saja mereka belum mau untuk memulai menjadi sepasang kekasih. Rasa ini, jiwa ini rasanya ingin hancur seketika ketika mendengar semua itu. Seakan akan usahaku selama ini tiada arti.

Aku yang selalu mencoba selalu ada di dekatnya dan mencoba mengisi kekosongannya tapi mengapa masih ada orang lain di sana. Hingga ku buang rasa itu dan tetap berfikir optimis untuk terus mendekatinya dan sampai bisa mendapatkan cintanya.

Akhirnya ada kesempatan untuk mengungkapkan perasaanku padanya di saat acara liburan kelas ke pantai. Ku pikir itu waktu yang terbaik dan kesempatan yang mungkin tidak datang dua kali. Kusiapkan rencana dengan beberapa temanku untuk memudahkan itu dan berharap dia bisa menerimaku.

Hari keberangkatanpun tiba, kami berkumpul dan berangkat bersama sama, aku semobil dengannya namun tidak sebangku. Saat itu entah kenapa aku tak memilih duduk di sebelahnya. Entahlah yang penting masih ada kesempatan saat kita sudah sampai di pantai.

Kita ke pantai hanya 3 hari 2 malam dan waktu kita di pantai hanya lah satu hari saja. Karena itu aku harus memanfaatkan momen ini sebaik baiknya. Rasa senang dan gelisah menjadi satu entah menjadi rasa seperti apa itu, akupun tak mengerti. Aku hanya tak memperdulikan rasa itu dan hanya menjadikannya motivasiku sediri.

“Pasti bisa dan pasti berhasil…” gumamku dalam hati. Dan akhirnya kitapun sampai, dan langsung menuju pantai dikala senja di sore hari yang indah. Namun disitulah aku gagal, aku lupa dengan rencana awalku dan membiarkannya berlalu dan memilih untuk bersenang senag bersama teman teman.

Malam pun tiba semua sudah lelah karena perjalanan yg cukup lama dan lelah karena bermain air di waktu yang cukup lama juga. Malm itupun renacanaku juga berantakan, karena situasi tidak mendukung dan akhirnya aku hanya duduk terdiam dan termenung menyesali momen yang hilang itu. Akhirnya semuapun terlelap dalam mimpi masing masing.

Pagi haripun datang bersamaan dengan momen lainnya, namun seseorang yang di tunggu tunggu tak datang. Lagi dan lagi momen itu hilang begitu saja. Detik berganti dengan menit, menit berganti menjadi jam dan pada akhirnya tidak ada waktu untuk mengungkapkan perasaan ku kepadanya. Hingga akhirnya pulang kerumah masing masing.

Dunia ini seakan tak memihak pada ku, seakan menjauhkan aku dengannya. Apa memang aku tak pantas untuknya. Sebegitu tidak adilkah dunia ini pada ku, apa salah ku? Pada akhirnya aku tidak bisa menemukan cinta sejatiku.

Cinta yang selama ini kukejar semakin menjauhiku, semakin ku berlari semakin dia meninggalkanku. Entah apa yang harus kuperbuat untuk menemukannya, aku hanya bisa pasrah dan menunggu hati yang tepat dan bisa menerimaku apa adanya.

Cinta tak semudah yang kita fikirkan, terkadan serumit benang bundel yang tak bisa lai di benarkan. Cinta datang dan pergi tanpa kita sadari hingga tekterasa bahwa kita telah lama sendiri.

***

Ternyata aku bukanlah seperti tetesan air melainkan aku seperti hujan.


[SiBocahLaliOmah-RamadhaniAzhari]



Kesendirian Ini, Kekosongan Hati Ini



Yo guys… Apa kabar kalian? Sehat? Apa sehat tapi Hati ini yang kurang sehat karena terlalu lama sendiri? Ok, gak usah di teruskan. Banyak dari kita mengatakan bahwa kita mampu menjalani hidup ini tanpa bantuan orang lain alias sendiri. Tapi kenyataannya, nol… Tak ada yang mampu menjalani hidup ini sendiri.


Yup… Bagaimana bisa hidup sendiri sedangkan hati kecil ini sebenarnya berteriak lantang inginkan seseorang yang dapat menemani setiap langkah kita. Apa lagi saat melihat seseorang yang selalu di temani di setiap harinya  oleh orang yang di cintainya, seakan begitu lemah dan rapuhnya jiwa ini. Tapi tenang, masih ada beberapa oarng yang bisa mengisi kekosongan kita, antara lain :

Orang tua, sudah pasti selalu ada buat kita. Tapi beliau tak akan mampu berada disisi kita untuk selamanya, pasti mau gak mau kita nanti menjalaninya sendiri tanpa beliau. Ayah dan Ibu kita hanya menemani kita di kala kita kecil, ketika kita sudah dewasa semua sudah berbeda.

Teman, memang bisa tapi mungkin takkan selamanya teman selalu ada buat kita. Kenapa? Karena mereka juga banyak persoalan yang harus di selaesaikan seperti kita. Ngerasa gak sih kalau teman biasanya datang di asat mereka butuh, tapi terkadang di saat kita butuh tak ada teman satupun yang datang. Hm… Maka dari itu teman mungkin bisa menemani setiap langkah kita tapi jangan terlalu berharap pada yang namanya teman. Mungkin Lo bisa baca celotehan gue yang  ini tentang teman : “Teman, Teman palsu atau Teman Sejati


Sahabat, mungkin bisa di bilang tingkatannya lebih tinggi dari seorang teman. Iya, keenapa? Karena seorang sahabat adalah seseorang yang tau akan diri kita walau tidak sebanyak orang tua kita, selalu ada buat kita walau tidak selalu ada seperti seorang kekasih. Yang terpenting, di bandingkan dengan teman biasa, sahabat lebih baik walau tak berbeda jauh. Pilih saja yang mana yang paling nyaman buat kalian.

Mau gak mau yang terakhir mungkin adalah seorang kekasih atau pacar dan mungking lebih tinggi lagi adalah pendamping hidup kita nanti. Tapi kalau emank udah pas dan mantap dengannya, nyaman sih kalo gue bilang. Iya pa iya? Pasti iyalah… Mana ada sih orang yang mau hidup sama seseorang yang tidak nyaman baginya. Beda lagi kalau seseorang itu hanya main – main gak jelas dengan yang namanya cinta palsu, pacaran hanya untuk senang – senang kalau udah bosan cari lagi. Padahal di setiap dia berganti pasangan selalu ada hati yang terluka, hanya saja mereka tak mau tahu dan acuh tak acuh menanggapi semua itu.

Biarlah orang yang seperti itu, pasti ada karma tersendiri buatnya. Yang terpenting Gue dan Lo ga kayak gitu, iya toh?... Kalo gak percaya buktikan aja, Tuhan gak tidur Sob. Gue mah cari yang baiknya aja, karena yang baik pasti berakhir dengan hal baik juga.

Setelah melihat dan membaca serta menghayati apa yang gue tulis di atas apa yang bisa Lo simpulin? Terus apa yang akan Lo lakukan berikutnya? Cari tau jawabannya sendiri Sob…

Kalo gue, kesendirian adalah hal terberat bagi gue. Kenapa? Karena gue gak suka sendiri, di sisi lain karena gak ada teman buat ngobrol, sharing, curhat, bercanda tawa, dan rasanya tuh sakit ketika gue mulai berfikir apakah kita ini tidak berharga di dunia ini sehingga tak ada yang mau bersama gue, menemani hari – hari gue dan melangkah menyongsong masa depan bersama gue.


Lebih jelasnya lagi kalo gue butuh seseorang pacar sejati atau kekasih yang benar – benar kekasih atau pendamping hidup yang mau di ajak berjalan dari bawah menggapai impian bersama. Gue gak butuh cew yang terlalu cantik atau pintar yang jadi pujaan semua cow di dunia ini, cukup cantik bagiku dan bisa saling mngerti akan apapun sudah cukup buat gue.

Jangan ketawa Lo… Ini buka masalah betapa jonesnya diri gue ini, tapi ini soal prinsip. Gue ngejomblo lama karena gue gak mau main – main soal pendampin hidup, gue pingin serius walau usia gue masih tergolong muda. Gak percaya kalo gue masih muda, sini dating samperin gue. Hihihi…

Sampai kapan kesendirian ini akan berakhir? Tidak ada yang tahu, biarkan Tuhan yang menentukan kita hanya bisa berusaha mencari yang terbaik buat kita.

Mungkin sampai disini dulu kicauan gue tentang Kesendirian, lain waktu akan kita bahas yang lebih lagi… So, mari kita ngegalau sejenak lalu bangkitlah dari keterpurukan cinta.


“Jangan pernah menyerah dengan kesendirian, karena kesendirian bukanlah momok bagi kita. Hadapi dan takhlukkan lalu temukan kebahagianmu dengan seseorang yang tepat di hatimu.”


- Si BocahLlaiOmah -



Sayangku - Kaulah Mimpiku



Kaulah mimpiku dan kaulah warna yang selalu menghiasi hari ku.

Kaulah melody yang selalu mengiringi setiap langkahku.

Kau bagai taman bunga yang tak pernah layu oleh waktu, terus bermekaran dengan indahya dalam taman jiwa dan raga ku.

Kaulah siang dan malam ku, semangat hidupku, lentera hatiku.

Walau dalam gelap malam tanpa sang bulan dan bintang yang menerangi, walau dalam hujan badai yang gelap nan menakutkan.

Kau selalu ada untukku, menemaniku, menghangatkan aku dengan kasih dan sayangmu.

Belaian lembutmu di setiap lelahku, seakan menyihirku dalam mantra terhebatmu, hanya dengan senyum dan perhatianmu lelah ini, penat ini, jenuh ini , emosi ini tergantinkan dengan rasa tenang, nyaman, damai, seakan tiada beban dalam hidup ini.

Tapi..., sedihmu adalah sakitku, tangismu adalah sekaratku.

Tak mampu aku melihat semua itu, karena kaulah segalaku, karena kau bagian dari hidupku, seluruh jiwa dan ragaku.


Sebelum nafas terakhir ku hembuskan, aku akan menjagamu, melindungimu, menghapus sedih dan tangismu seperti kau menghapus sedih dan tangisku.


Sayangku.

Teman, Teman Palsu atau Teman Sejati



Hai guys, ketemu lagi sama gue. Gue mau tanya nih, menurut lo teman itu seperti apa sih bagi lo? Teman itu bisa di jadikan teman sungguhan apa hanya sekedar teman yang lo cari saat lo butuh dia? Apa hanya teman karena lo kenal doank terus lo bisa manfaatin dia, padahal dia mencoba selalu baik sama lo?.*Terdengar sangat jahat sekali yeee…

Gue gak ngerti, sebenarnya teman yang baik itu seperti apa dan kita harus melalakukan apa sama dia agar menjadikan kita teman sungguhannya. Benar – benar teman yang bisa saling mengisi satu sama lain, tak ada rasa iri atau dengki sesama teman. Tidak saling menusuk dari belakang pastinya, menancapkan belatinya tepat di jantung kita agar sakitnya itu semakin dalam.


Hah… gue gak habis pikir dengan semua itu. Padahal banyak orang tua dulu bilang teman itu susah di cari dari pada mencari musuh. Iya bukan? Kenapa di saat kita punya teman tapi kita hanya bisa memanfaatin mereka, apalagi untuk menyakitinya.

Bukan masalah pacar doank yang sebenarnya kita permasalahin, tanpa teman lo mungkin gak bisa dapat pacar. Pikir aja, awal pertama kali ketemu sama gebetan pasti lo mencoba untuk menjadi teman dulu untuk mendekati dia, terus mencari tahu tentang dia. Kalau cocok lo pasti bakal ngelanjutin ke tahap selanjutnya, iya… nembak dia. Tapi sebaliknya, kalu lo ngerasa gak cocok ma dia pasti lo bakal berusaha ngejahuin dia lagi.

Ok… sekali lagi gue gak paham semua ini. Apa hanya gue yang berfikiran seperti ini? Atau mungkin lebih parah dari yang gue pikirkan saat ini. Atau mungkin sebaliknya bahkan lebih indah dari semua yang gue jelaskan tadi, tapi gue pikir lo nemuin dia 1 diantara 1jt orang di dunia ini yang bisa lo anggep teman sejati atau sebaliknya diapun menganggapnya begitu ke lo. Yah mungkin seperti mencari jarum dalam jerami, pahamkan yang gue maksud.

Apa lagi di zaman yang perti ini, teman yang bisa di beli dengan uang, tapi emank sih gak bakal tahan lama. Ya iyalah.. kalo duit lo abis yaudah mereka cari yang duitnya banyak lagi dan lo bakal di tinggal sama mereka yang gila akan harta. Padahal menurut gue, harta itu bisa di cari dimanapun, tapi kalo teman sejati itu susahnya mintak ampun. Banyak teman palsu yang mencoba memanfaatkan kondisi dan situasi seseorang. Berpura – pura baik di depannya padahal busuk di belakangnya.

Fuh… terus kita harus gimana untuk mengatasi itu semua. Gue juga belum tahu jawabannya, kalo lo tahu mungkin bisa kasih tau gue. Apakah kita harus diam acuh tak acuh dengan semua itu asal kita bisa memiliki teman walaupun dia teman palsu, atau kita memang harus mulai mencari teman sejati yang bisa menerima kita apa adanya.

Kan… apa gue bilang, bukan hanya pacar yang bisa terima kita apa adanya tapi teman juga begitu. Hm… sebenarnya pacar itu di khususkan untuk bersenang – senang sih, kan masih pacaran belum nikahan. Kalo nikahan baru itu serius, jadi kalo diputusin jangan sedih atau marah ya, kan cuma mainan, cuma senang – senang. Iya toh? Terus mau apa lagi? Pikir lagi dah.


Membicarakan tentang seorang teman memang tak ada habisnya, dari mulai hal terbaiknya sampai terburuknya seorang teman. Mungkin seratus atau beribu – ribu lembar tak akan cukup untuk membahasnya. Mungkin ini dulu awalan pembahasan tentang teman, teman palsu atau teman sejati. Yah mau pilih dan cari yang mana itu terserah lo lo pada. Trimakasih dah baca celotehan gue yang gak jelas ini, yang pasti gue mengalami semua ini dan sedang mencari teman sejati gue.

Salam Si Bocah Lali Omah, sampai ketemu di celotehan selanjutnya.




Aku Mencintai Mu, Sahabatku!




            Begitu banyak bintang di langit hanya satu yang paling bercahaya, begitu banyak wanita yang cantik di dunia ini hanya kamu yang aku suka. Mungkin itulah perumpamaan buat cintaku padanya, hanya saja tak pernah bisa aku ungkapkan padanya. Bukan karena aku tak mampu tapi karena dia sudah memiliki seseorang yang bisa membuatnya lebih baik dari pada dengan ku. Walaupun aku tahu dia belum jadian dengan seseorang itu, namun hati ini menciut ketika mendengar dia bercerita tenntangnya dan selalu ada senyum di wajahnya. Aku tak tega menghapus keindahan dan kebahagiannya itu hanya karena keegoisan ku ini, karena dia juga adalah sahabatku.

Ya, aku jatuh cinta pada sahabatku sendiri. Entah sejak kapan perasaan itu muncul, tapi semakin lama aku bersamanya benih – benih cinta itu muncul. Apalagi ketika beberapa teman ku tahu bahwa aku menyukainya, walaupun diantara kita menanggapinya hanya dengan lelucon tapi serus bagiku yang telah jatuh hati padanya.

“Mengapa harus dia yang aku cinta, kenapa bukan orang lain saja… arghhh…” Gumamku dalam hati. Sesak hati ini ketika memfikirkannya setiap malam seakan membuatku gila sendiri, bingung dan pada akhirnya akupun tertidur dalam lelah.

Di lorong kampus aku berjalan menuju kelas dan berharap pagi ini tidak bertemu dengannya, tapi… “Pagi Sob… Semangat - semangat… Eh, kamu kenapa pagi – pagi kok dah cemberut gitu sih? Ada masalah?... Cerita donk Sob…” Tanya Lia padaku di kala hati ini sedang kalut karena memfikirkannya.

“Eh… Iya… gak apa – apa kok Sob… Aku baik baik saja kok, nih senyum…” Sambil menunjukkan senyum palsu padanya agar tidak membuatnya khawatir dan karena aku tak ingin dia tahu perasaanku yang sebenarnya padanya. Walaupun batin ini menolak tapi apa daya takdir belum memihak pada ku.

“Nha gitu  donk sob… Yaudah yuk ke kelas…”. “Yuk..” Balasku dengan sedikit berat hati. Kamipun menuju kelas bersama – sama.

Seperti biasa, ketika kami bersama pasti ada hal seru yang terjadi. Walaupun terkadang hanya obrolan ringan yang terkadang tidak jelas tapi bagiku itu seru karena Lia memang anak yang periang dan asik ketika di ajak berbicara. Akupun melupakan sedikit kegundahanku karena senyumnya itu, mungkin karena itu juga aku mulai ada rasa padanya.

Sempat dulu pernah ku nyatakan cintaku padanya, tapi apa yang aku dapat? Nothing. Karena dia menganggapnya hanya bercanda, memang sih kita sering bercanda tapi sebenarnya waktu itu aku sedang serius dan akhirnya Lia dan aku pun mulai melupakan itu dan menjalani hari – hari seperti biasa. Maka dari itu, untuk menyatakannya lagi itu terlalu berat buatku. Mungkin nanti ketika waktu sudah berpihak ke padaku.

Layaknya daun yang berguguran di musim semi, di saat semua daun benar – benar habis dari tangkainya maka akan diganti dengan tunas daun yang baru. Ketika cintanya berakhir dengan yang di sana maka aku akan mulai masuk kedalam hatinya, mungkin seperti itulah tapi kapan?. Tidak tahu, biar waktu yang memutuskan semua itu.

“Dhan… ngapain kamu bengong gitu, di pojokan kelas lagi? Lia mana? Biasanyakan sama kamu?...” Tanya Franky padaku, teman yang selalu menjahiliku tapi dia selalu ada ketika aku butuh bantuannya, dan dia juga yang tahu rahasiaku bahwa aku punya rasa pada Lia.

“Heh… Gak apa – apa Frank… Biasa meditasi… Hahahaha… ” Seperti biasa senyum dan canda palsu ku tunjukkan padanya agar tidak ketahuan kalau aku lagi kalut alias galau.

“Ah yang bener Dhan…?” Tanya Franky tidak percaya. “Iya… Aku rapopo… Hahahaha…” Jawabku singkat.

“Ya sudahlah… Nanti sepulang ngampus ada acara gak? Main yuk…?” Ajak Franky. “Gak ada kok… Ayo dah sip…” Jawabku cepat. Lumayan buat sedikit refreshing dari masalah yang sedang menyelimutiku ini.

***
Siang berganti malam, malam berganti siang. Hari demi haripun terlewati seperti biasa. Hari menjadi bulan dan bulanpun menjadi tahun, hingga tak terasa kami sudah di wisudah dan bersiap untuk menjelajahi dunia pekerjaan.

Lia yang sudah jadian dengan seseorang yang pernah dia ceritakan dulu, bahkan sudah berjalan dua tahun lebih, begitu juga teman – temanku yang lainnya. Banyak yang telah berubah, tapi hanya satu yang tidak berubah adalah persaanku kepadanya, Lia sahabatku.

“Yeee… Akhirnya kita lulus Sob…” Celoteh Lia dengan senyum lebarnya dan tanpa sadar ternyata aku di pelukknya erat. Aku sudah sering di peluknya, tapi hari itu pelukannya terasa sedikit berbeda dari yang biasanya. Entah apa yang terasa berbeda, ku pikir itu hanya pelukan biasa tapi semakin lama Lia memelukku dan aku mencoba untuk melepaskannya tapi Lia tidak mau untuk melepasnya.

Beberapa saat ku mulai mendengar isak tangis di dekat ku, ternyata Lia. “Lia… Lia… Kamu kenapa?...” Tanyaku bingung karena dia mulai menangis tak tertahankan dalam pelukannya pada ku.

Tulang yang selalu menyanggah jiwa dan raga ini seakan remuk tak beraturan ketika melihat sahabatku dan orang yang aku cintai hingga saat ini walupun aku belum bisa mendapatkan hatinya. Ku yang tadinya ingin melepas peluknya langsung ku urungkan dan mulai ikut memeluknya lagi.

Tanpa kata, aku mengerti apa yang terjadi. Dalam diammu aku memahami apa yang sebenarnya terjadi, dan dalam tangismu aku turut merasakan apa yang kamu rasakan. Seakan jiwa ini menyatu dengannya. Pada akhirnya Lia sedikit tenang dan aku pun mengajaknya jalan – jalan agar rasa sedih itu tidak terus menyelimutinya.

Dalam perjalanan kami menuju taman bermain malam yang berada di tengah kota Lia masih terlihat sedih hingga kita sampai disana dan muali bermain di wahana – wahana yang di sediakan di sana Lia mulai bisa kembali ke dirinya yang biasanya. Lia yang periang dan selalu asik saat di ajak bicara. Walau mungkin ini hanya sementara setidaknya bisa mengurangi sedikit kesedihan di hatinya.

Malam semakin larut, kami memutuskan untuk pulang. Di tengah perjalanan pulang Lia menceritakan masalahnya dengan sendirinya tanpa aku minta. Mungkin itu lebih baik dari pada aku yang harus bertanya padanya.

Ternyata, Lia putus dengan pacarnya yang dulu itu karena si cowo ketahuan selingkuh di belakangnya. Sekali dua kali Lia masih memaafkannya, tapi yang di lakukan cowo tersebut melakukannya lebih dari itu. Lia yang dulu sangat mencintainya pada akhirnya putus asa dan lelah dengan semua itu. Sakit di khianati berkali – kali, walaupun aku tak pernah merasak hal yang seperti itu tapi aku tahu ketika melihat tangisan Lia tadi.


***
Beberapa hari kemudian, Lia terlihat menjadi dirinya yang dulu sepenuhnya. Senyum indah yang selalu muncul dari wajah imutnya membuat aku lemah karena bahagia. Entah apa itu yang penting Lia sudah baik baik saja. Hari itu aku mengajaknya untuk keluar kesuatu tempat, camping… ya, tapi bukan camping biasa, kami mendaki gunung hingga sampai puncaknya dan mulai mendirikan tenda disitu. Bersama beberapa teman – teman ku dulu yang suka mendaki gunung, mungkin ini akan menjadi hal yang berbeda dari yang sebelum – sebelumnya dan ini pertama kalinya bagi Lia.

Kamipun sampai di puncak pas matahari terbenam, ini menjadi pengalaman tersendiri bagi ku walaupun sedah pernah melihatnya sebelumnya, tapi kini berbeda karena ada Lia disini.

“Wah… Indahnya… Keren Sob…” Kesan takjub dari Lia karena ini pertama kali buat dia. Sampai dia meneteskan air mata karena melihat keindahan dunia ini yang belum tentu bias di lihat oleh orang banyak. Melihat sunset di atas puncak gunung.

Hingga malampun tiba, cuaca pada hari ini sangatlah cerah sehingga kami bisa melihat banyak bintang di langit malam.”Indah kan?...” Tanyaku pada Lia. “Iya sob…” Jawab Lia dengan senyum manis di wajahnya.

“Lia… Boleh aku ngomong sesuatu?... Tapi kamu jangan tertawa ya…”…

“Yaelah sob ngomong aja kali…”…

“Yee… Serius nih…”…

“Iya iya Sob… Mau ngomong apa sih?...”…

“Begini Lia… Kamu tau begitu banyak bintang dilangit mala mini, tapi ku melihat satu yang paling bercahaya…”…

“Wah… Mana sob yang paling bercahaya?...” Cetus Lia penasaran.

“Em… Itu kamu Lia… Begitu banyak wanita cantik di dunia ini, hanya kamu yang aku cinta… Lia… Mau kah kamu menjadi pendamping hidup ku?...” Sambil duduk seperti pangeran yang sedang melamar sang putri.

Dimalam yang terang, di ketinggian yang tak biasa dan udara dingin serta gesekan antara ilalang yang tertiup angin terasa ada yang berbeda dari waktu sebelum - sebelumnya. Semua seakan menjadi sunyi senyap ketika aku mendengar jawaban Lia.

“Aku mau menjadi pendamping hidupmu Dhan…” Sambil meneteskan air mata haru kata – kata itu terucap. Sembari aku memasukkan cincin yang sudah aku persiapkan dari kemarin di jari manisnya. Lia memelukku erat, tapi yang ini berbeda lagi. Berbeda dari yang dulu disaat dia memelukku erat ketika dia bersedih, kali ini dia seakan tersenyum lebar dan bahagia dalam tangisnya.

Tak pernah terfikirkan olehku kalau Lia mau menerimaku, padahal kemarin – kemarin aku selalu berfikir pesimis Lia akan menolakku setelah apa yang terjadi dulu dengan mantanya. Aku sangat senang sampai tak bisa berkata kata lagi ketika Lia menerimaku.

Malam itu... di puncak itu, sang bulan dan bintang menjadi saksi penyatuan cinta antara dua insan manusia antara aku dan Lia. Takkan pernah kami lupakan, hingga nanti sampai ajal yang memisahkan kita.



Created By : Si Bocah Lali Omah (Ramadhani Azhari)

Hujan Yang Sedang Merindu




Hujan... Kenapa setiap engkau datang selalu ada kesdihan yang mengikuti, membawa diri ini kemasa dimana aku tidak ingin mengingatnya kembali. Sebenarnya, aku ingin mencoba untuk menghapus semua ingatan itu, tapi semakin aku ingin menghapus semua itu semakin kuat pula ingatan itu menempel dalam benakku.

Hujan... Walaupun kau terkadang membawa benih - benih kebahagian di setiap tetes airmu, namun semua itu seakan menjadi ilusi yang menyedihkan, karena secepat aku mengenangnya secepat itu pula kebahagiaan itu menghilang.




Hujan... Entah apa yang harus aku lakukan ketika engkau datang, dikala diri ini sedang sendirian. Mencoba untuk mengelak dari semua hal yang ingin kau tunjukkan padaku, seakan hati ini tak rela dan tak kuasa menahan semua itu. 

Air matapun seakan menjadi teman dalam sendiriku, dan hawa dingin yang selalu menyiksa kalbuku. Sampai kapan aku akan seperti itu saat kau datang menghampiriku. Entah... entah kapan itu dan apa yang harus aku lakukan ketika kau datang, tak bisa aku dan tak mampu aku berfikir sejernih air hujanmu yang selalu menerjang dalam setiap hidupku.

Hujan... dan Hujan... Mungkin ini takdir ku yang tak pernah bisa melupakan masa lalu. Mungkin ini teguran buat ku, yang hanya bisa mengingat masa lalu yang kelam nan mehyedihkan itu. Aku harap semua itu menjadikanku lebih kuat lagi untuk menghadapi dunia ini yang semakin aku tak mngerti.

Hujan... Tetaplah mengajari aku akan pentingnya masa lalu, agar aku tak lupa dengan apa yang telah terjadi di masa itu. Berharap tak sampai mengulang kembali masa itu dan menjadikannya hari esok lebih baik untuk aku dan orang - orang yang aku cintai lebih baik dan bahagia berada di sampingku.

Hujan...
Back To Top