-->

Kau Selalu Dihati | Cerpen #3

            Malam penuh bintang bertaburan indah menghiasi alam semesta, penuh dengan coretan coretan cinta yang terlukis oleh bentuk rasi bintang. Angin malam yang dingin begitu bersahabat membuat cinta semakin erat. Dengan kekasih hati di sisi yang selalu menemani, seakan dunia menjadi lebih berarti.

“Maksih ya sayang untuk malam ini dah ngajak aku jalan, ku seneng banget sayang. Ku harap kita akan bersama selamanya ya sayang. Mau kan sayang damping aku selamanya?.” Sambil memeluk erat lengan kanan ku.

            “ Sama sama sayang, ku juga seneng banget hari ini. Pasti donk sayang, aku bakal nemenin kamu selamanya sampai akhir hayat ini. Janji…” Sambil mengelus elus kepalanya. Tak terasa hubungan kami sudah 3 tahun lamanya.

            “Janji…” dengan senyum indah di wajahnya.

            Kami jadian saat kami masih SMA, dia kelas 2 dan aku kelas 3. Kita dipertemukan oleh kegiatan exskul osis di sekolah. Saat itu aku menjabat sebagai ketua osisdan dia menjadi wakil ku. Secara tidak langsung kami pun selalu bersama, dalam mengerjakan tugas sebagai osis dan tak jarang pula kami sharing tentang pelajaran sekolah. Lebih lebih lagi sharing masalah hati juga sih, hihihi… Tak perlu lama pendekatan kita, hingga pada akhirnya kamipun jadian.

***
            Ke esokan harinya. “Tit tit tit tit…” Hp ku berdering keras dan segera ku angkat, ternyata telpon dari pacarku.

“  Pagi sayang… Bangun bangun sayang… dah pagi ini..” Seperti biasa dia selalu rajin membangunkan aku ketika pagi datang, walaupu aku tak memintanya.

            “ Iya iya sayang… Oahm…” sebenarnya ku masih pengen berlama lama karena hari ini hari libur. “ Cuci muka sana sayang biar seger! Atau sekalian mandi dan habis itu sarapan sayang…” dan bla bla bla...

            Yah seperti itulah setiap paginya, penuh denga perhatiannya. Itu membuat ku merasa tenang karena masih ada yang mau memperhatikan aku. Tapi terkadang aku yang sewot padanya karena terlalu berisik. Hihihi…

            “Ok sayang… nih bangun. Da…” Tanpa basa basi ku matiin telponnya. “Tut… Tut… Tut…” Tak tau dia marah apa tidak, tapi ya sudahlah. Saatnya mandi.

            Setelah mandi ku coba untuk mengecek hp dan benar saja, ada 5 panggilan tak terjawab selama ku mandi. “Yah pasti dia marah nih gara gara ku matiin tadi telponnya.” Segera aku telpon balik dia.

            “Tutttt… Cklek… Halo sayang… Maaf yang tadi ya sayang langsung ku matiin hpnya, ku tadi mau langsung mandi soalnya.”  Mencoba untuk meyakinkan dia, tapi di masih blum ada suara terdengar darinya. Padahal sudah dia angkat telpon ku. “ Sayang… Kok diem?...”

            “Sayang bodoh… aku kan jadi khawatir sama kamu sayang, tiba tiba ja telpon ku di matiin.” Dengan nada yang tinggi dan sedikit terdengar isaktangis di dalamnya membuat ku begitu sangat menyesal.

            “ Hihihi… Maaf sayang… Maaf…, lain kali tidak akan aku ulangi deh sayang…” Dag dig dug sendiri jadinya. Dalam hati, mena tumben sekali dia sampai seperti itu pada ku ya. Padahal selama ini dia selalu saja sabar menghadapi ke egoisankku, selalu menghadapinya dengan senyuman manisnya. Itu yang membuat ku selalu bertahan bersamanya.

            “Hiks hiks hiks… yaudah sekarang ayo kita ketemuan, kamukan sekarang sudah mandi trus kamu saran dulu sana.Ku tunggu di taman tempat kita biasa ketemu jam 9 ya, biar ku tidak marah lagi. Mau tidak?...” Permintaannya yang sedikit membuat ku bingung, prasaan kemarenkan sudah ketemu. Biasanya kita klo sudah jalan kemarin besoknya kita di rumah masing masing, biar tidak jenuh ketemu terus hihihi…Tapi karena ini permintaannya dan sekalian untuk meminta maaf padanya atas kejadia ini. Aku pun siap.

            “ Iya sayang, sip… luph u sayang…”.

            “ luph u too sayang… jangan lama lama ya sayang. Inget jam 9 ya sayang”. Dia pun menutup telponya.

            Karena sekarang waktu masih menunjukkan pukul 07.00, sehabis sarapan ku ingin tidur tiduran sebentar. Karena kemaren baru bisa tidur jam 03.30. Ku nyalakan TV trus mencoba untuk merebahkan raga ini dan masuk kea lam mimpi lagi. Tak lupa, alarm hp ku setel jam 08.30 untuk membangunkanku nanti.

            “ Padahal sudah mandi ya, ku masih ngantuk juga… Hoam… Tidur bntar ajalah, masih lama ini hihihi…” akhirnya ku pun terlelap.

            ***
            “Oahm… akhirnya aku terbngun juga, pegel juga ya, padahal ku tidur bentar doank…” sambil mengecek jam dalam hp, dan ternya masih jam 07.00. Ku pikir jam hp ku mati atau sedang eror, dan ku coba untuk mengecek keluar kamar jendela. Ternyata hari sudah malam, dan di luar pun juga hujan deras.

            “ Oh Tuhan… kok udah malem sih…” berfikir sebentar… “ Oh iya Lili…” segera ku cek hp lagi dan ternya sudah bnyak panggilan tak terjawab di hp ku. Saat ku mengecek jam di hp tadi mungkin ku tak menyadarinya.

            10 kali panggilan tak terjawab dari Lili dan 3 panggilan tak terjawab lainnya dari Ari adik Lili serta 3 pesan yg belum terbaca. Tanpa pikir panjang ku langsung menelpon Lili balik tapi sekian lama aku menelpon dia, tak ada satu pun yang di jawabnya, kemuadia ku menelpon Ari dan akhirnya di angkat juga.

            “ Halo Ari, kamu tau kakamu ada dimana?? Ari..” pikiranku mulai panic dan tak tak tertahankan. “ Halo iya kak, aku tidak tahu kak ini aku lagi nya kakak Lili, dari jam 8 tadi blom pulang pulang dari sekarang, kan ada mau acara kluarga di rumah.” Jelas Ari.

            “ Ha… apa blom pulang…” langsung ku matiin hpnya. “ Iya kak, halo.. Halo kak…”. Tanpa basa bsai lagi ku segera menuju tempat perjanjianku tadi pagi, tak peduli hujan lebat, ku terus berlari hingga akhirnya ku pun sampai di taman yang tak begitu jauh dari rumah ku dan rumah dia.

            Taman terlihat sepi sekali, gelap dan dingin. Tiba tiba kulihat seorang gadis duduk sendiri di bangku taman, dan segera aku menghampirinya. Ternyata benar, Lili sedang duduk menahan dinginnya angin malam serta hujan yang lebat ini hanya untuk menunggu aku.Denyut nadinya pun lemah sekali, ku peluk dia dan mencoba untuk membangukannya.

            “Lili… Lili… sadar Lili ini aku Rama.. Lili sayangkku…!” Tangisku mulain menyamai hujan yang sekarang ini terjadi. Tak lama kemudia Lili mulai sadarkan diri dan mulai membuka matanya perlahan lahan.

            “ Sayang…” dengan nada lirih yang di paksakan. “ Ini kamu kan sayang…”.

            Ku sedikit bersyukur melihat Lili tersadar, tapi masih terlihat lemah sekali. “ Iya sayang ini aku, Rama pacar kamu…!” mencoba menguatkan diri.

            “ Sukurlah kamu datang sayang, setidaknya sebelum aku tiada aku bisa melihat wajahmu…” sambil bibir yang menahan dingin. Badan, tangan dan kakinya terasa sangatlah dingin, membuatku sangat khawatir. Apa lagi setelah Lili bicara seperti itu.

            “ Apa yang kamu bicarakan sayang, tidak… tidak akan ku biarkan kamu meniggalkan aku…” Segera ku angkat dia dan ku gendong menuju rumah sakit yang tak jauh juga dari taman.
Tapi Tuhan berkata lain, Lili yang sudah terlalu lama terkena hujan dari siang tadi dan terlalu lelah karena menungguku dari tadi pagi dengan keadaan perut kosong. Akhirnya Lili mengatakan pesan terakhirnya sebelum kematiannya dalam gendonganku.

“ Aku sayang dan cinta kamu Rama, kau selalu di hatiku…” dan Lilipun menghembuskan nafas terakhirnya.

“ Sayang bertahanlah sayang, rumah sakit sebentar lagi sampai…” tiba tiba tubuh Lili melemas dan jatuh dalam gendonganku. Ku coba untuk mengecek denyut nadinya untuk memastikan bahwa Lili baik baik saja. Tapi di tlah tiada.

“LILIiii…..” teriakku keras dan meratapi semua yang terjadi hari ini. Tak berapa lama Ari pun menemukan aku, yang sebelumnya juga sedang mencari kakanya. Ari kaget melihat ku penuh dengan lingan air mata dan melihat sosok kakaknya yang sudah mulai membeku.

Ari pun menelpon orang rumah untuk segera menghampirinya disini. Tak butuk waktu lama orang tua Lili dan Aripun sampai dan segera membawa kami pulang kerumah dengan perasaan yang tak karuan.

Kluarga Lili sudah pasti merasa kelhilangan atas kematian Lili, begitupun juga aku. Aku mulai tak sadarkan diri sejak saat itu dan orang tua Lili membawa ku kerumah sakit karena takut terjadi apa apa padaku juga.

Karena aku hanya tinggal sendiri, karena orang tuaku sudah tiada terlebih dulu. Makanya Lili begitu berarti buat ku. Bahkan keluarga Lili sudah ku anggap kluara sendiri begitu juga mereka. Tapi aku malah menjadi penyebab kesedihan mereka.

Akhirnya aku terbangun setelah 2 hari tak sadarkan diri karena syok. Pemakaman Lilipun juga sudah di lakukan, aku disini hanya bisa termenung dan sangat putus asa. Aku pun di izinkan untuk pulang kerumah, sesampainya dirumah aku hanya mengurung diri di kamar.

Tanpa sadar ku melihat hp ku dan mencoba melihat foto foto dia dan aku untuk mengenangnya. Ku mulai membaca pesan pesan yang pernah dia kirim ke aku, dan kulihat 3 pesan yang belum ku baca.

Pesan pertama, pukul 17.00 hari minggu.

“ Sayang… kamu kemana aja sih, aku nugguin kamu nih dari tadi, udah ujan lagi. Cepet datang y sayang…! Luph u… “

Tetes demi tetes air mata ku mulai mengalir, ku baca berulang kali pesan itu sambil menyesali kesalahanku.

Pesan kedua, pukul 17.30 hari minggu.

“ Sayang… belum juga y sayang… Dingin nih sayang… Cepet kesini ya sayang.!..”
Pesan kedua makin membuatku ringkih tak berdaya. Membuat ku semakin putus asa.
Pesan Ketiga, pukul 18.30 hari minggu.

“ Sayang, SELAMAT ANIVERSARY KE-4 tahun ya sayang. Aku sayang kamu, cinta kamu, kamulah yang selalu di hatiku. Maafin aku ya sayang, aku tidak bisa menepati janji kita. Walau singkat tapi ku bersyukur karena kamu sudah mengisi kebahagiaan di hidupku. Menjadi belahan jiwa ku, kau segalanya untukku… Jaga dirimu baik - baik ya sayang walau tanpa diriku disisimu…

Pesan terakhir yang semakin merobek hati ini. “ LILIIiiii….” Teriakku dalam tangis.


Ditunggu kritik dan sarannya. Terimakasih...:D


Penulis : Ramadhani Azhari (BocahlaliomaH)
Labels: Cerpen, Cinta

Thanks for reading Kau Selalu Dihati | Cerpen #3. Please share...!

2 Komentar�Cekidot! on Kau Selalu Dihati | Cerpen #3

Nyok Sharing Gaes...

Back To Top