Batu besar yang yang terlihat kuat dan kokoh, berlubang
karena sebuah tetesan air yang tak pernah menyerah terus menetes hingga pada
akhirnya lubang itu terbentuk.Walau lama tapi hanya dengan setetes air bisa
meluluhkan batu sekeras apapun, layaknya sebuah cinta yang terlihat tidak
mungkin untuk dimenangkan tapi dengan usaha dan tanpa menyerah untuk
mendapatkannya, pasti akan ada disaat kau memeluknya dengan cinta.
Berbeda dengan tetesan air yang turun bersamaan di
kala awan hitam selalu bersamanya, ia datang bersama tetesan yang lainnya.
Selalu membawa kenangan masa lalu, entah itu kenangan bahagia maupun kenangan
yang seharusnya ingin dilupakan. Hujan, iya… Ia adalah hujan.
Cinta, adalah misteri yang Kuasa. Takkan pernah mudah kita
pahami dan kita sadari bahwa kita selalu membutuhkan sebuah cinta dalam hidup
ini. Pada awalnya aku tak mengerti semua itu, apa itu cinta dan mengapa dia
ada, serta mengapa tidak memihak pada ku saat ini yang sedang membutuhkannya.
Apa memang kisah cinta sejatiku harus menuggu untuk
waktu yang lama? Aku tak tau.
***
Pagi itu, disaat pertama kali masuk perkuliahan hati
ini terasa hampa seakan tak ada warna di setiap langkah ini. Semua terlihat abu
– abu seperti biasa yang membuatku selalu tak peduli akan dunia ini. Walaupun
dulunya aku selalu mencari warna itu tapi tak pernah bisa aku temukan, hingga
salah satu dari temanku di SMA dulu berkata untuk mencoba mencari cinta.
Apa itu cinta, seperti apa dia, rasanya seperti apa?
Tak pernah aku mengerti karena aku belum pernah sama sekali merasakan sebuah
cinta yang sebenarnya. Pada akhirnya aku menemukan cinta itu tapi tak seperti
cinta yang aku harapkan. Hati dan perasaan ini tak bisa merasakannya dengan
sepenuh jiwa dan raga ini. Entah apa yang kurang, dan akhirnya berakhirlah
cinta pertamaku, cinta kedua ku dan cinta berikutnya.
Akupun menyerah untuk mencari cinta itu lagi, biarkan
aku menunggu seseorang yang memeang benar benar bisa aku cintai sepenuh jiwa
dan raga ini, begitupun sebaliknya. Walaupun harus menunggu lama akupun tak
peduli, hingga rambut ini memutihpun akan aku jalani demi cinta sejatiku.
Hingga aku mengenal seseorang bidadari cantik yang
sekakn turun dari surga, Amelia. Sebenarnya sudah cukup lama aku
mengenalnya dan sedikit memiliki rasa padanya. Namun aku ragu dengan rasa
itu hingga akhirnya cintanya dimiliki orang lain terlebih dahulu.
Waktu itu rasa itu tak begitu menyakitkan mendengan
dia telah bersama dengan orang lain, walaupun aku sudah mengenal dekat
denganya. Dia teman sekelas ku sekarang di tingkat akhir semester 5. Aku pertama
kali mengenalnya adalah saat ospek kampus.
Di tingkat pertama kami memang berbeda kelas, dan
mungkin tidak begitu akrab hingga kita di kelas yang sama dan di organisasi
yang sama pada tingkat dua semester 4 membuat kita semakin dekat dan akrab.
Rasa itupun semakin besar, tapi masalahnya cintanya masih dimiliki orang lain.
Hingga beberapa bulan berlalu Amelia putus dengan
kekasihnya itu, entah mngapa diri ini merasa sangat senang sekali. Berfikir bahwa
aku memiliki kesempatan untuk mendapatkannya. Akupun memulai dengan lebih
mendekatkan diri padanya, mulai menanyakan hal hal yang menurutku penting untuk
lebih dekat dengannya.
Hari berganti dengan hari yang lain hingga aku
tersadar, bahwa dia sudah dekat dengan seseorang disana. Bahkan lebih lama dari
pada ku dan lebih dekat. Hanya saja mereka belum mau untuk memulai menjadi
sepasang kekasih. Rasa ini, jiwa ini rasanya ingin hancur seketika ketika
mendengar semua itu. Seakan akan usahaku selama ini tiada arti.
Aku yang selalu mencoba selalu ada di dekatnya dan
mencoba mengisi kekosongannya tapi mengapa masih ada orang lain di sana. Hingga
ku buang rasa itu dan tetap berfikir optimis untuk terus mendekatinya dan
sampai bisa mendapatkan cintanya.
Akhirnya ada kesempatan untuk mengungkapkan perasaanku
padanya di saat acara liburan kelas ke pantai. Ku pikir itu waktu yang terbaik
dan kesempatan yang mungkin tidak datang dua kali. Kusiapkan rencana dengan
beberapa temanku untuk memudahkan itu dan berharap dia bisa menerimaku.
Hari keberangkatanpun tiba, kami berkumpul dan
berangkat bersama sama, aku semobil dengannya namun tidak sebangku. Saat itu
entah kenapa aku tak memilih duduk di sebelahnya. Entahlah yang penting masih
ada kesempatan saat kita sudah sampai di pantai.
Kita ke pantai hanya 3 hari 2 malam dan waktu kita di
pantai hanya lah satu hari saja. Karena itu aku harus memanfaatkan momen ini
sebaik baiknya. Rasa senang dan gelisah menjadi satu entah menjadi rasa seperti
apa itu, akupun tak mengerti. Aku hanya tak memperdulikan rasa itu dan hanya menjadikannya
motivasiku sediri.
“Pasti bisa dan pasti berhasil…” gumamku dalam hati.
Dan akhirnya kitapun sampai, dan langsung menuju pantai dikala senja di sore
hari yang indah. Namun disitulah aku gagal, aku lupa dengan rencana awalku dan
membiarkannya berlalu dan memilih untuk bersenang senag bersama teman teman.
Malam pun tiba semua sudah lelah karena perjalanan yg
cukup lama dan lelah karena bermain air di waktu yang cukup lama juga. Malm
itupun renacanaku juga berantakan, karena situasi tidak mendukung dan akhirnya
aku hanya duduk terdiam dan termenung menyesali momen yang hilang itu. Akhirnya
semuapun terlelap dalam mimpi masing masing.
Pagi haripun datang bersamaan dengan momen lainnya,
namun seseorang yang di tunggu tunggu tak datang. Lagi dan lagi momen itu
hilang begitu saja. Detik berganti dengan menit, menit berganti menjadi jam dan
pada akhirnya tidak ada waktu untuk mengungkapkan perasaan ku kepadanya. Hingga
akhirnya pulang kerumah masing masing.
Dunia ini seakan tak memihak pada ku, seakan
menjauhkan aku dengannya. Apa memang aku tak pantas untuknya. Sebegitu tidak adilkah
dunia ini pada ku, apa salah ku? Pada akhirnya aku tidak bisa menemukan cinta
sejatiku.
Cinta yang selama ini kukejar semakin menjauhiku,
semakin ku berlari semakin dia meninggalkanku. Entah apa yang harus kuperbuat
untuk menemukannya, aku hanya bisa pasrah dan menunggu hati yang tepat dan bisa
menerimaku apa adanya.
Cinta tak semudah yang kita fikirkan, terkadan serumit
benang bundel yang tak bisa lai di benarkan. Cinta datang dan pergi tanpa kita
sadari hingga tekterasa bahwa kita telah lama sendiri.
***
Ternyata aku bukanlah seperti tetesan air melainkan
aku seperti hujan.
[SiBocahLaliOmah-RamadhaniAzhari]
keren
ReplyDeleteAsek Neng Ayan baca.. Maksih Makasih.... *Pasti Nyindir nih orang.. Hihihihihi...
Deletemelankolis ternyata
ReplyDeleteHihihihi... gak juga sih Mia... makasih dah berkunjung.. Hihihihihi...
Deletebool bor, keren :) . SEMANGKAA!
ReplyDeleteAnjasss... Tengkyuuuu.. Hihihihi...
DeleteBegitulah cinta, penderitaannya tiada akhir.
ReplyDeleteYah bgutlah emank gan.. Yasudahlah.. Hihihi.. *Prasaan ane pernah denger tuh kata kata... dari film kera sakti ya.. Hihihi..
DeleteMaksih dah Berkunjung gan...
pernah nih kaya gini. kejar terus bro, jika yakin sejatinya dia untukmu!
ReplyDeleteAishh... Dalemm gan... Hihihi... Iya gan... Lihat aja nanti... Hihihi...
DeleteThanks dah mampir gan... :D