Kisah cinta memang tak pernah ada
habisnya, dari cinta yang benar benar diinginkan sampai cinta yang terabaikan
dan bahkan menjadikan semua itu hanyalah hayalan. Entah apa yang mereka
fikirkan tentang cinta, begitupun juga tentang cinta ku yang aku fikir adalah
yang terbaik untuk hati ini tapi ternyata aku salah, semua berubah ketika waktu
terus berjalan beriringan dengan jalannya cinta kita.
Apakah memang bukan jodoh atau
apakah memang aku yang salah memilih atau juga karena aku yang terburu buru
untuk mendapatkan sebuah cinta. Saat itu aku yang memang sedang membutuhkan
cinta atau karena nafsu belaka. Semula yang beriktikad untuk tidak berpacaran
dulu malah kepincut dengan teman smp dulu. Sungguh membingunkan, mungkin saat
itu aku benar benar sedang membutuhkan sebuah cinta, perhatian dan kasih
sayang.
Semua ini berawal dari aku membuka
sosmed facebook, aku lihat grup facebook alumni smp dan kulihat beberapa teman
memberikan pinnya. Secara karena aku ingin berkomunikasi lagi dengan teman
teman smp yang dulu akupun inisiatif untuk menginvite mereka, salah satunya
adalah dia.
***
“ Oah… bete nih liburan kuliah gak
ada kerjaan, interneta ah.” Sambil membuka laptop. Kemudian akupun mulai
berselancar di dunia maya, tapi akhirnya facebook jadi tujuan akhirku. Cari
mencari informasi tentang siapapun yang menjadi teman ku, dan matakupun tertuju
pada grup smp ku yang lama. Walaupun terkesan sudah jarang yang chat disitu
masih ada beberapa anak yang masih mencoba untuk meramaikannya, apa lagi dengan
ramainya penggunaan BBM di android yang secara tidak langsung meningkatkan
pengguna BBM. Dari situ banyak teman yang mulai share pin mereka untuk di
invite, dan akupun tak ketinggalan untuk nitip pin juga disitu, itung itung ada
temen lama yang masih inget dengan ku. Cari mencari dan akhirnya ku dapatkan
beberapa pin temen.
“ Wih.. lumayan nih buat nambah
kontak BBM ku, sekalian silaturrahmi ma temen lama.” Ambil Hp kemudian siap
meng invite ssatu persatu pin tersebut. Setelah itupun ku mencoba chat satu
persatu kontac baru ku itu.
Beberapa hari kemudian, akupun mulai
chatingan sama dia dan beberapa teman lama yang lainnya. Awalnya memang seperti
teman biasa, tapi semakin lama kami berhubungan kamipun mulai ada perasaan
masing masing yang belum bias di ungkapkan, entah itu persasaan cinta apa hanya
sebatah sayang terhadap teman atau shabat. Kami hanya menikmati hubungan ini
walau tidak pernah bertemu saat itu, jadi kami hanya berhubungan lewat bbm
saja. Taulah, kami memang berada di tempat yang cukup jauh, berbeda tempat aku
di ibu kota Jakarta dan dia berada di Sidoarjo. Aku yang saat itu memang sedang
menjalani study di sana begitupun juga dia. Aku hanya pulang 6 bulan sekali,
itupun tak lama hanya 1 sampai 2 minggu.
Hubungan kami memang terkesan masih
sebentar walau sudah 3 bulan kami mulai berhubungan lewat bbm saja. Entah apa
yang terfikirkan oleh ku dulu hingga ku ucapkan “ Aku suka kamu, maukah kamu
jadi pacarku? “ begitu mudahnya mulut ini mengeluarkan kata itu, tanpa tahu
kepastian hati ini yang sebenarnya.
Kenapa juga dia mau menerima
perasaan itu, padahal kita belum pernah bertemu satu sama lain, bercakap secara
langsungpun belum pernah, hanya lewat telpon saja. Apakah dia seyakin itu
menerimaku, apakah dia tak pernah berfikir kalau kita baru beberapa bulan saja
berhubungan dan banyak pertanyaan yang saat itu juga membuat ku bimbang. Tapi
semua itu ku tepis dengan jawaban “ Semua akan baik baik saja, kita jalani saja
dulu.” Walapun begitu, hati ini masih ragu dengan apa yang ku lakukan saat itu.
Awal percintaan kita memang baik, sms
telponpun makin sering. Saling berbagi cerita walaupun masih banyak kebohongan
di dalamnya, kami menikmatinya. Canda tawa tercipta dengan kata kata indah dari
lidah yang tak bertulang. Hingga beberapa bulan pun terlewati, mulai ada rasa
yang tidak nyaman di hati ini, rasa yang tidak bisa aku bendung untuk waktu
yang lama, akhirnya aku mulai mencari banyak alasan untuk tak menghubunginya.
Telpon,
“Sayang kamu ini kenapa sih, semakin hari semakin gak ada waktu buat aku… Sms
gak d bales, BBM Cuma di read doank trus telpon gak di angkat… Kamu sibuk?
Bilang dong sayang?...” Bla.. bla.. bla dan bla… banyak pertanyaan lainnya dan
aku hanya jawab “ Maaf saying aku lagi ngerjain tugas ini, lagi banyak tugas..”
yang kenyataannya aku hanya tiduran di kamar kos gak jelas.
Semakin hari kami semakin jarang
berhungungan, hingga suatu saat waktu liburanpun datang. Aku kembali ke kampung
halaman ku, yaitu Sidoarjo pastinya. Secara tidak langsung kamipun berencana
untuk ketemuan dan ingin membicarakan banyak hal, kami sepakat akan nonton
nantinya.
Walaupun rasa tidak nyaman itu makin
menjadi, tapi aku abaikan mungkin saja setelah pertemuan ini aku bias membuang
perasaan tidak nyaman itu. Hari pertemuanpun datang, aku menjemput dia
kerumahnya. Dari pandangan pertama saat bertemu mungkin aku senang akhirnya aku
bisa bertemu dengan kekasihku, melihat wajahnya secara langsung, bertegur sapa
tanpa ada rasa canggung, tapi rasa itu masih belum hilang. Kamipun berangkat
menuju bioskop itu.
Sesampainya disana, kami sedikit
terlambat untuk memasuki ruangan bioskop tersebut, tapi kami masih tetap masuk
dan mulai memnonton film. Kami memulai percakapan dari bagaimana kabarmu disana
dan kamu juga, enak tidak di sana begitu juga sebaliknya. Memang banyak yang
ingin kami bicarakan, hingga tempat nonton bukan lagi buat nonton tapi buat
ngobrol dan melepas rindu.
Setelah kami nonton, kamipun mulai
jalan dan menghabiskan waktu pertemuan itu dengan senang hati. Makan bareng dan
melanjutkan obrolan yang belum terjawab dan masih banyak lagi. Hingga hari
mulau larut, kamipun memutuskan untuk pulang. Mungkin terkesan singkat bagi
kami pertemuan itu, tapi pertemuan itu sungguh berarti bagi kami. Namun,
perasaan itu masih bersarang di fikiranku dan membuatku semakin bingung. Apa yang
harus aku lakukan, apa yang harus ku katakan, dan banyak pertanyaan mulai
muncul di benak ku saat mau tidur.
Akhirnya membuat ku semakin bingung,
akupun memutuskan untuk mengakhiri ini semua. Awalnya itu sangat sulit mengatakannya,
aku harus berfikir panjang tanpa memperdulikan perasaan dia pada ku. Aku jadi
terkesan terlalu egois, tapi sebenanrnya aku bingung dengan semua ini. Aku rasa
lebih nyama kalau kita berteman seperti awal kita bertemu dulu.
Tak ada kebohongan, tak ada
kecemburuan yang berlebih, tak ada kekangan dan lain lain yang membuat kita
semakin terkotak oleh kadaan yang semestinya tidak begini. Aku memang salah
karena membawa dia terlalu jauh kedalam kepalsuan cinta ini, bukan palsu tapi
ketidak tahuan tentang arti cinta yang sebenanrnya. Bukan asal memiliki dan
membuat kita akan nyaman bersamanya, ternyata tidak, tidak semua cinta itu
nyaman dan membuat kita semakin bahagia. Kalau memang jodoh, kata orang orang
jawa dulu pasti ada jalan untuk kita kembali.
“Elin.. Maaf aku ya… Lebih baik kita
jalani seperti dulu aja ya… Sebagai teman…!” Dia hanya terdiam dalam tangis
menahan semua rasa yang telah dia coba berikan pada ku. Aku kejam, aku tega
membuat bunga layu di tangan ku sendiri. Tapia pa daya aku bukanlah mentari
yang engkau cari aku hanya cahaya dari lilin yang akan berakhir padam pada
waktu yang singkat. “Maafkan aku…”.
Walaupun kau memintaku untuk kembali
dan memperbaiki semua ini, kupikir akan sia sia. Karena aku sudah menyerah akan
cinta ini, tak tahu apa yang harus dan bagaimana cara memulai lagi. Sekali lagi
dan lagi memang ini yang terbaik untuk kita. Teman. Cinta ini tak semestinya
ada, aku tak mau lagi Terjebak Cinta yang Dangkal…
SiBocahLaliOmah
– R_Az