-->

Sang Penjaga Hati [Part2]




Keesokan harinya...

Setelah beberapa hari kemaren, aku dan Didin membahas untuk ketemuan sama temennya dan berhasil. Hari ini kami akan ketemuan sama si cew itu, Didin sudah ada di rumah menunggu ku dan kami akan langsung berangkat ketempat yang direncanakan kemaren.

Tepat pukul 19.00 kami berencana ketemuan di sebuah cafe di dalam mall di perkotaan, kami sudah sampai di tempat tapi temannya Didin masih belum kunjung datang.

“Oi Din... Dah lu kasih tau ke dia belom tempatnya kemaren?” Tanya ku khawatir.

“Udah... Tunggu aja sih.. orang baru setengah jam ini. Slow kita ngopi aja dulu sambil nikmatin lagu disini.” Jawab Didin dengan santai dan meneguk secangkir kopi ditangannya.

“Ok.. Ok...” Ikut menikmati alunan lagi yang disediakan oleh pihak cafe dan meneguk coklat panas kesukaanku.

Canda dan tawa mengisi waktu menunggu ku, hingga tak terasa waktu menunjukkan pukul 22.00.

“Eh... Udah jam 10 aja.. Temen lu mana???...” Sedikit kesal.

“Lha... Gua juga gak tau... Hm... Sepertinya dia gak bisa hari ini..” jawab Didin sambil menunjukkan sebuah SMS yang baru masuk bertuliskan “ Sory ya, aku gak bisa dateng hari ini, sekarang aku ada acara keluarga dadakan. Sory ya...” singkatnya.

Perasaan geram dan kecewa mulai menyelimutiku dan aku berfikir untuk pulang saja.

“Din ayo balik dah... Males ngantuk gua...” Alibiku agar cepat pulang, tapi Didin masih ingin tetap disini dan akhirnya aku menghabiskan malam bersamanya di cafe berdua dengan sahabat terkoplakku. Hihihi... Yah lumayanlah dari pada di rumah terkekang dalam sepi.

Senin, selasa, rabu, kamis dan jum’at terlewati seperti biasa, tak ada perubahan yang signifikan dalam kehidupanku. Masih menunggu dalam diam dan berharap bintang jatuh datang. Sedikit egois memang tapi aku tak peduli, karena aku sangat menantikannya.

Indahnya malam penuh bintang bagi dua insan yang sedang memadu kasih di dalamnya, tapi aku disini sendiri ditemani angin malam yang menusuk dalam jiwa yang sepi. Sampai kapan hari-hari ini akan terus berlanjut dan sampai kapan hari ini akan berakhir.

Aku yang saat ini sedang duduk di pinggiran taman sendirian, tiba-tiba saja ada seorang gadis pingsan di hadapanku, entah karena aku sial atau karena apa dia bisa pingsan begitu sontak aku menolongnya dan mencoba membangunkannya.

Saat itu taman lagi sepi dan tak begitu banyak orang, jadi aku sendirian disana. Kubaringkan dia di kursi yang aku duduki tadi tan mencoba menbangunkannya dengan menepuk-nepuk pipinya. Semakin kupandangi dia dan kuperhatikan, ternyata dia manis juga. Berbagai pikiran kotor mulai merasukiku tapi kutampik begitu saja.

“Sadarlah aku hoiiiiiiii....” Teriakku dalam hati.

“Uiii neng bnagun neng... bangun donk...” sambil menepuk nepuk pipinya, tapi dia masih saja belum bangun juga. Aku mulai khawatir karena udara malam ini begitu dingin, aku selimuti dia dengan jaketku dan menungguinya disampingnya.

Beberapa menit dan hampir satu jam dia tidak bangun-bangun, aku mulai takut dan khawatir. Aku cek nafas dan detak jantungnya masih baik-baik saja, tapi dia masih belum bangun juga. Tanpa pikir panjang lagi aku mulai membawanya ke dokter, untungnya taman dengan tempat dokter itu tidak jauh.

Segera aku memeriksakannya ke dokter, dan beberapa menit kemudian dokter keluar dari ruang rawatnya.

“Dok gimana keadaan wanita itu?” Tanya ku khawatir.

“Anda siapanya? Tanya dokter.

“Saya temannya Dok, dia baik-baik saja kan dok?” mengaku sebagai teman gadis itu, padahal aku belum pernah bertemu sama sekali dengan gadis itu. Karena biar gak ribet aku mengaku temannya.

“Dia gak apa-apa kok Dik, dia cuma tertidur.” Jawabnya singkat.

“Ha.. yang beber Dok? Bukannya dia tadi pingsan? Tapi gak bangun-bangun gitu dok..”

“Iya saya tau, dia memang benar pingsan tapi dilanjut tidur sama dia.”

“Heee.. Bisa gitu ya Dok?”

“Mungkin dia kelelahan Dik, kalau kamu mau kamu bisa membawanya pulang sekarang.”

“Iya Dok terimakasih.” 

Setelah itu aku buru-buru lihat dia dan mencoba membangunkannya.

“Oiii neng bngun lu... jangan tidur mulu... Behhh...” Sambil menggoyang-goyangkan badannya, dan tak lama setelah itu dia terbangun dengan senyum polosnya sambil nguap.

“Busehhh nih anak, cakep-cakep gak control diri..” gumamku dalam hati.

Tak lama kemudian aku keluar bersama dengan gadis tersebut dan mengantarnya pulang, ternyata rumahnya dekat dengan rumah ku, beda satu rumah dengan ku. Dia baru pindah di sana makanya aku tak begitu mengenalnya.

Tak ada percakapan sama sekali saat perjalan menuju rumah, canggung dan malu munkin salah satu penyebabnya. Sesampainya dirumah dia hanya bilang terimakasih dan langsung masuk rumahnya. Ya, hanya itu yang dia ucapkan dan meninggalkan ku begitu saja.

“Behhh... untung lu cakep, kalo gak hem.. gua tinggalin lu... Hihihihi...” Candaku dalam hati, setelah itu aku juga langsung menuju rumah ku sendiri yang tak jauh dari rumahnya.

Sesampainya dirumah, aku langsung menuju kamarku dan bersiap untuk tidur, dan aku mulai teringat sesuatu.

“Ahhh... Iya.. Begooo.. Kenapa aku gak tanya namanyaaa...” Teriakku dalam hati. Malam itu menjadi malam yang cukup menggalaukan karena kebodohanku sendiri.


Bersambung...


Puisi Untuk Ibu - From Mother to Her Mother

Puisi Untuk Ibu - From Mother to Her Mother


Ibu...

Ibu... walau tak sempat engkau membesarkanku,
walau tak sempat mengenalmu,
tapi dalam hatiku engkau adalah ibu terbaik bagiku.

Ibu... aku yakin kasihmu selama mengandungku,
walau taksempat engkau membesarkanku,
tapi aku merasakan kasihmu.

Hingga membuatku ingin selalu menyebut namamu
dalam setiap doa dan nafasku.

Ibu... semoga Allah memberikan tempat yang terindah di Surgauntukmu.

Ibu... Kini anakmu telah menjadi seorang Ibu,
ingin aku ceritakan tentang engkau ibu,
tapi hanya namamu yang aku punya dan aku tahu.


From Mother to Her Mother


Puisi ini dibuat oleh Ibu ku untuk Ibunya, iseng sih memang tapi saat ku baca dan kuresapi makna dibalik kata-katanya sungguh membuat ku terbawa kedalamnya. *Coba baca dulu pake hati...
Ibuku, semenjak dilahirkan di dunia ini tak pernah bertemu dengan Ibunya yang telah melahirkannya, karena apa? ya... karena Nenekku atau Ibunya Ibuku berjuang melahirkan Ibuku dan menghembuskan nafas terakhirnya saat itu. Hingga Ibuku dewasa hanya namanya yang Ibu tahu.

No Comment, Gak bisa berkata-kata dah... Pokoknya beruntung dan bersyukurlah aku, kamu dan kita yang masih bisa melihat, memeluk dan merasakan beribu-ribu kasih sayangnya yang tak pernah habis untuk kita.

Sayangilah Ibu kita dan jangan pernah membuat setetes air matanya terjatuh walau sekali.  Sungguh kita akan benar-benar merugi. Karena Ibulah kita ada dan karena doa dan kasih sayangnyalah kita menjadi seperti ini. Sekalilagi mari kita jaga dan sayangi Ibu kita selagi masih ada. 

Jangan pernah menyesal setelahnya, karena hal yang sudah pergi takkan pernah kembali.


Vektor? atau Apa?


Yooooo Cah anom... Muahaha... Lo yang baca tulisan gak jelas ini pasti lu lagi kurang kerjaan dan bisa gua tebak, JOMBLO? iya apa iya??? Muahahaha..

Yaweslah Cah... Nikmati aja masa-masa ini dengan sebaik mungkin, isilah dengan hal yang positif. Kaya gua gini belajar desain vektor, eh malah amburadul gak jelas gini... Hihihihi... Asal Gak dengerin Crewetannya Ifa.. Muahahahha... (Abaikan Makhluk tak tampak itu.. :p)


Oia, sebelum itu mungkin kita bisa mengheningkan cipta (Upacara kali ya... Hihihi..) berdoa untuk korban bom dan teroris di sana, iya sana Prancis... banyak korban meniggal orang Paris sekitar 150an, hm.. yah bgtulah pokoknya. Lagi sial aja kali ya, hidup dan mati siapa yang tahu... kaya gtu, pas enak-enak nonton konser eh... ada aja tuh acara tembak tembakan dan bom bunuh diri... Yuk mari kirimkan doa untuk para korban disana supaya dimudahkan segalanya... (Pray For Paris) Aamiin...

Selesai...

Ok balik maning ing laptop... (Gaya Tukul Arwana...). Bisa dilihat sendiri... Editan vektor gua kaya gimana? Ancur... Muahaha... Tapi namanya juga belajarkan ya, iseng-iseng... Hihihi...

Jangan ketawa lu... Emank lu bisa?? Ha... Hihihihi... Kalo bisa sini share biar gua liat... Hihihi...
Yooo ditunggu ye... kalo ada sih... Hihihi.. Pasti lo pada jago.. Yooo salam SiBocahLaliOmah...

Met malmingan dirumah dan tersiksa dalam kesendirian... Wkwkwkwkw... Candaaaaa... Pisss..

Sang Penjaga Hati

Aku berjalan dalam kehampaan dunia, menari-nari di kesunyian malam, sendiri... sambil menunggu datangnya mentari yang akan menyinari jalan hidupku ini. Bukan untuk menanti seseorang terkasih tapi menunggu sang penjaga hati, yang selalu setia dan tak pernah pergi ketika aku lemah dan tak tahu arah. Layaknya sang mentari yang selalu membagikan cahanya kepada sang bulan, terang nan indah menjadikannya pujaan setiap insan didunia.


***

“Ari... Woiiiii...” Teriak sahabatku Didin, tepat di telingaku karena aku sedikit melamun ketika Didin sedang asyik dengan celotehannya dan aku tak mendengarkannya. Didin seorang yang ceria dan baik serta sahabatku dari kecil hingga sekarang.

“Kampret lu Din..” Sambil menata pendengaranku yang sedikit sakit karena teriakannya. “Apaan sih?...” Sahutku.

“Lha lu gua ajakin ngobrol juga, ehh.. malah bengong..” Dengan nada sedikit kesal.

“Hahahaha... Sory Din sory...” Senyum-senyum gak jelas.

“Emank lu mikirin apaan sih? Sampek gak fokus gitu gua ajakin ngobrol?.. Ha..” Tanya Didin penasaran.

“Gak.. gua cuman mikir aja, kenapa sang mentari harus selalu terbenam dan mau digantikan oleh sang bulan, padahal sang mentari dapat hidup sendiri tanpa sang bulan, iya kan?..” memasang muka serius.

“Lu ngomong apaan sih.. Gaje banget dah.. Beh... Efek jomblo lu ye... Makanya nyari cew sono.. Hahahaha...” Canda sahabatku. Ya.. Hari-hari ku menyenangkan karena ada dia walau terkadang sangat mengganggu tapi aku senang dia ada, setidaknya kami tak munafik serperti wanita saat ini yang tak bisa jadi dirinya sendiri dan mulai menirukan orang lain walau tak semua wanita termasuk dia.

Setelah percakapan absurb kami di tepi pantai yang penuh dengan kenangan setiap manusia yang pernah kesini kami beranjak pergi dan pulang kerumah masing-masing. Perjalanan liburan sehari yang cukup menyenangkan walau hanya beberapa orang saja. Hari itu memang lagi libur kuliah dan kami manfaatkan untuk berlibur bersama beberapa teman pastinya.

Sesampainya dirumah, aku langsung membersihkan diri dan langsung tidur, berharap waktu akan berputar dengan cepatnya dan aku dipertemukan dengan seseorang putri yang bisa mebawaku pergi dari kehampaan ini.

“Tittiriitritiitriititiriiittiiiitttt....” Alarm Hp ku berbunyi menandakan pukul 5 pagi dan aku harus bangun dari dunia yang selalu membawaku dalam keterlenaan yang aku ciptakan sediri, yaitu mimpi.

Seperti biasa, bangun pagi bebenah diri sedikit olahraga dan sedikit vitamin penyejuk hati, yaitu senyuman yang aku paksakan didepan kaca kamarku. Berbenah diri agar sedikit tamvan dan dan terlihat menyenangkan, sarapan pagi yang sudah disiapkan ibu ku tercinta yang selalu memberikan asupan energi untukku.

Waktu menunjukkan jm 7 pagi saatnya aku berangkat kuliah yang tak jauh dari rumahku bersama kuda jingkrak kesayangan karena memang tidak ada lagi yang di sayang keculai keluargaku. Pelan-pelan ku mnegendarainya sambil menikmati sejuknya udara pagi dan tak terasa sudah sampai kampus dan saatnya aku berperang melawan rasa gelisah dan takut akan tugas akhir yang dinamakan Skripsi. Ya, aku mahasiswa tingkat akhir yang ingin cepat lulus dan segera ingin mendapatkan kerja yang layak kemudia menikah muda. Tapi... Kalaupun semua itu terwujud, mungkin yang menikah muda akan batal karena sampai sekarangpun aku belum mendapatkan tuan putriku walupun sebelumnya aku sudah beberapa kali pacaran tapi kandas ditengah jalan karena kerikil yang menyakitkan, entah... Bisa dibilang aku sudah menjomblo 3 tahun karena komitmen untuk tidak berpacaran dulu dan menemukan yang terbaik atau memang aku belum menemukannya selama itu.

Sudahlah memang hidup tak semudah yang aku harapkan, tapi aku akan berjung untuk segalanya dan mendapatkan ending yang terbaik pula. Sakit-sakit dulu senang-senang kemudian asalkan jangan terlalu sakit dan tak pernah bersenang-senang. Bisa gila nantinya aku...

Jam kuliah sudah berakhir. Aku bertemu Didin di lorong kampus. Didin dan aku satu kampus namun beda jurusan, dia ambil teknik dan aku ambil sistem informasinya.

“Ari... Bantuin Skripsi gua donk, gua gak paham banget nih sama bahasan gua ini.. Pleaseeee...” Rengek Didin dengan muka memelas seperti pengemis dijalanan.

“Iye iyeee.. Ntar gua bantuin... Beh..” Balasku dengan berat hati.

“Nhaaa gitu donk sob... Hihihi.. Nanti ngerjainnya dirumah gua aja yee, soalnya gua gak bawa laptop hari ini jadi langsung kerumah gua aja. Oia nanti gua kenalin temen gua dah.. Hihihi...” 

“Hafuhh... Iye dah serah lu Din...” Percakapanpun berakhir dan kami langsung meluncur kerumah Didin. Hari itu aku lagi tidak ada kegiatan dan memang tidak pernah ada kegiatan sama sekali karena sepulang kuliah aku langsung beranjak pulang.

Sesampainya dirumah Didin kami langsung fokus untuk mengerjakan Skripsi baik punya ku sendiri dan punya Didin hingga larut malam, tapi yang pasti di selingi dengan game dan cemilan yang membuat aku betah dirumah Didin. Dulu rumah kami bersebelahan ketika kami masih kecil dan kami sering bermain bersama hingga keluarga Didin pindah karena alasan pekerjaan Ayahnya, tapi walaupun kita berjahuan kita masih sering ngumpul baereng. Apalagi sekarang rumah Didin lebih besar dari rumah sebelumnya dan bnyak makanan serta game-game yang sangan menyenangkan.

“Hoammm.. Gua dah ngantuk nih, jam berapa sih sekarang?” Tanya ku ke Didin.

“Em... Jam 12” jawab Didin singkat.

“Em... Jam 12 toh.. Eh jam 12 malem ya... Welehhh gua balik aja dah gak enak sama orang rumah”

“Ya elah nginep sini aja sih... Oia kan tadi mau gua kenalin sama cew, nih di facebook gua nih liat... Cakep gak? Hihihi...” 

“Mana-mana? Coba liat...” Aku mencoba mebuka mataku yang mulai panas ini akibat liat laptop dari tadi siang. “Weh.. iye.. Kenalin lah... Hihihi...” Naluri cow ku keluar hingga lupa kalau tadi ingin pulang kerumah.

Kami membahas tentang temen cew Didin yang akan dikenalin ke aku dan merencanakan akan ketemuan sabtu depan. Aku sudah tak sabar menunggu hari itu, karena menurut instingku cew itu ada yang spesial, entah apa yang pasti aku ingin tahu.


Cinta Seorang Penulis


"Jika seorang PENULIS jatuh cinta pada mu, kau akan hidup selamanya."

Seorang penulis hanyalah manusia biasa dan bukan seorang yang istimewa, tapi seorang penulis bisa membuat dunianya sendiri tapi tak sehebat dunia ciptaan-Nya. Seorang penulis menuangkan semua kejadian dan apapun yang difikirkannya menjadi sebuah tulisan dan merangkainya dengan indah, sehingga bisa dinikmati oleh pembaca.

Sebuah nama akan abadi di dalamnya, apalagi nama orang yang dicintainya. Namanya akan selalu ada dalam setiap tulisannya dan membuatnya terus diingat dalam memory sang pembaca. Saat seorang penulis dan orang yang dicintainya mati, tapi tulisannya akan tetap abadi.

Marilah menulis dan jadikan setiap momen bahagia kita abadi dalam rankaian kata. Salam SiBocahlaliOmah.

Trip To Kota Tua Jakarta (Mbolang)


Yoo Cah... Pernah ke Kota Tua Jakarta gak? Pasti pernah buat lu yang rumahnya deket-deket situ, biasa nongkrong dan berkasih dengan orang terkasih walau sebenernya itu bukan tempanya. Em.. yang pernah kesana pasti taulah.. Hihihihi... (Lha kan tempat bersejarah, seharusnya ya buat belajar... belajar berkasih sayang... :p) Wkwkwk..


Yang pasti gua ditemenin sama beberapa temen terkoplak walau jarang exist tapi tetep the bestlah.. Hihihi..


Diawali dengan menaiki kereta dari Stasiun Pondok Cina Depok dan langsung cusss ke Stasiun Jakarta Kota. Seperti foto ini (foto atas dan bawah). Yahh.. sebenernya masih adalagi fotonya hanya saja gak ada yang bagus... Wkwkwk...



Sesampainya di TKP alias di Kota Tuanya kita berselfi ria dan itu hal wajib yang harus dilakukan disitu. (Lha kan sayang ditempat bagus tapi gak narsis.. Hihihi..).



Sebenernya dan sebenernya dan emank sebenernya masih bnyak lagi fotonya, tapi dan tapi lagi fotonya gak ada yang bagu. (Efek gak punya kamera yang bagus.. Bukan karena Faktor Face yang emank udah pas-pasan dari sononya yee... Hihihi...).

Mungkin lu bisa cek Instagram gua disini @ramadhani_azh. dan disitu akan terlihat kenarsisan gua dan ketanvanan gua.. Hihihihi... Itulah sedikit celotehan gua, bagaimana dengan trip kalian Cah??? Hihihi... Yooo Salam BocahLaliOmah... :D

Trip to Batu Mountain (Mbolang) Bogor


Yoooo... Sial akhir-akhir ini aku sibuk mencari sesuatu yang memang pada saat ini sulit dicari, yaitu JOB alias pekerjaan. Hm... Padahal bnyak unek-unek yang pengen aku share kesemuanya (walau gak penting..) Hihihi.. Tapi ini dulu lah Cah.. Trip To Batu Mountai alias Gunung Batu Bogor... Mbolang Cah... Hayuukk... :D. Langsung aja..


Perjalanan kami dimulai dari Depok menuju ke daerah Bogor (aku lupa nama tempatnya), dan langsung saja kami berangkat dengan riang dan gembira... Hihihihi. Sekitar 2 - 3 jam perjalanan kami sampai pada tempatnya, yaitu Gunung Batu. *Jangan tanya kenapa dinamakan Gunung Batu, aku juga gak paham.


Sesampainya di tempat, kami segera membayar retribusi yang katanya uang kebersihan di pos penjaga serta parkir sejumlah kurang lebih Rp.20.000, dan kami mulai melakukan pendakian. Ditengah perjalanan aku melihat beberapa pohon yang membuat aku tertarik, yaa.. seperti yang aku foto ini (foto atas dan bawah). Menurut kalian gimana? Memiliki artikah? Hihihihi..



Sampailah kita disepertiga menuju puncak, sejenak kita istirahat dan berselfi ria.. Hihihi... Seperti yang ada di foto ini (foto atas dan bawah) menuju puncak sudah dekattt... Lanjuttt...



Dan pada akhirnya kami sampai pada puncaknya, yah walaupun gak begitu banyak foto yang bisa aku share tapi kalau penasaran langsung aja cek ke TPK Cah... Hihihihi.. yang pasti indah dan gak rugi dah. Hihihi... Cek Instagram ku disini, @ramadhani_azh. Mana trip kamu? Sharelah... :D

Back To Top