Syarat Wajib Sholat
- Muslim (Beragama Islam) – Orang yang hanya berserah diri kepada Allah
- Berakal Sehat dan Sadar
- Telah sampai dakwah Islam
- Baligh (Cukup Umur)
Syarat Sah Sholat
- Aurat tertutup, pastikan jangan sampai ada pakaian yang tersingkap
seperti pakaian yang kekecilan sehingga dapat terbuka saat melakukan
gerakan sholat
- Tubuh, Pakaian dan Tempat Sholat Suci dari hadats serta najis
- Bersuci – Wudhu sesuai yang sudah diajarkan Rasulullah Salawah’hualaihi wasalam
- Masuk waktu shalat
- Menghadap arah kiblat
- Tumakninah (Tenang, Khyusuk, Fokus) dan Tertib atau urut sesuai dengan rukun Sholat
Rukun Sholat
Rukun konsekuensinya wajib dilakukan, jika sengaja ditinggalkan atau tidak dilakukan berarti batal.
- Niat Sholat
– Niat adalah berilmu atau bermaksud melakukan sesuatu sekalipun hanya
dalam hati, hal tersebut sudah termasuk niat tanpa harus melafalzkannya.
- Berdiri Tegak
dan Pandangan mata mengarah ke tempat Sujud bagi yang mampu – Bagi yang
tidak mampu atau memiliki kekurangan fisik dan penyakit tertentu yang
membuatnya tidak sanggup berdiri maka bisa lakukan dengan dukuk jika
masih tidak mampu bisa dilakukan dengan cara berbaring
- Takbiratul Ihrâm
– Mengucapkan Takbir “Allahu akbar” ketika mengawali ibadah sholat, dan
ketika seseorang sudah melakukan takbiratul ihram pertanda bahwa tidak
boleh melakukan hal hal diluar sholat yang berarti seseorang sudah masuk
dalam ibadah Sholat sehingga harus diam dan hanya mengucapkan bacaan
bacaan sholat yang akan dibaca nantinya
- Membaca Surat al-Fatihah ; dimana Bismillâhirrahmânirrahîm
merupakan bagian ayatnya. Terdapat beberapa pendapat berbeda Imam
Syafi’i berpendapat bahwa Basmalah ikut dibaca dan dikeraskan oleh imam,
Imam Ahmad berpendapat dibaca tetapi lirih atau tidak dikeraskan dan
Imam Malik sama sekali tidak membaca basmalah.
- Ruku’,
Badan turun dan dibungkukan sambil membaca doa saat Ruku’ – Thuma’ninah
(Dilakukan dengan tenang dan ikhlas atau tidak terburu-buru)
- Bangun dari ruku’ dan I’tidal – Thuma’ninah, (Dilakukan dengan tenang dan ikhlas atau tidak terburu-buru)
- Sujud – Thuma’ninah (Dilakukan dengan tenang dan ikhlas atau tidak terburu-buru)
- Iftirasy (Duduk diantara dua sujud) – Thuma’ninah (Dilakukan dengan tenang dan ikhlas atau tidak terburu-buru)
- Tasyahhud Akhir – Duduk untuk tasyahhud akhir dan Membaca tasyahhud akhir.
- Membaca shalawat pada Nabi Sallawahualaihiwasalam saat Tasyahhud Akhir
- Salam pertama
- Niat keluar dari shalat
- Tertib; yakni mengurutkan rukun-rukun sesuai apa yang telah dituturkan”
Cara Sholat Yang Benar Lengkap Dengan Gambar :
1. Niat Sholat
Menurut jumhur ulama Imam Ahmad, Imam Malik, dan Imam Abu Hanifah adalah
tidak ada lafadz khusus dalam niat sholat.
Niat berasal langsung dari hati, tanpa mengatakan pun sudah memiliki
makna dikhususkan sesuai dengan hendak apa yang akan dilakukannya.
TIDAK ADA HADITS mengatakan jika akan melaksanakan sholat harus MEMBACA NIAT atau
Tidak Ada Hadits tentang Lafadz Niat Sholat yang banyak digunakan sekarang ini. Dan lafadz
Ushalli juga tidak ada dalam Hadits.
Pendapat melafaldzkan niat Saat Sholat –
artikel referensi penjelasan pendapat tentang hukum bacaan niat sholat
yang dikutip dari
Situs Resmi NU Tentang Hukum Melafalkan Niat dalam Shalat .
Disini penulis hanya menyampaikan dari kedua pendapat yang berbeda,
untuk bagaimana anda memutuskan akan membaca niat itu bisa ditanyakan
langsung lebih lanjut kepada yang lebih ahli.
Berikut ini adalah Niat Sholat yang sering digunakan masyarakan khususnya Indonesia saat hendak melaksanakan Sholat.
Niat Sholat Sendiri, Menjadi Makmum dan Imam
Bacaan Doa Niat Sholat Subuh
أُصَلِّى فَرْضَ الصُّبْح رَكَعتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لله تَعَالَى
Ushallii fardash-Shubhi rak’ataini mustaqbilal qiblati (adaaan) [makmuuman / imaaman] lillaahi ta’aalaa.
Artinya :
Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu Shubuh sebanyak dua raka’at dengan menghadap kiblat, (Sebagai) [makmum / imam], karena Allah Ta’ala.
Bacaan Doa Niat Sholat Dzuhur
اُصَلِّيْ فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعاَتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لله تَعَالَى
Ushallii fardhazh-Zhuhri arba’a raka’aatin mustaqbilal qiblati (adaaan) [makmuuman / imaaman] lilaahi ta’aalaa.
Artinya :
Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu Dzuhur sebanyak empat raka’at dengan menghadap kiblat, (Sebagai) [makmum / imam], karena Allah Ta’ala.
Bacaan Doa Niat Sholat Ashar
أُصَلِّى فَرْضَ العَصْرِأَرْبَعَ رَكَعاَتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لله تَعَالَى
Ushallii fardhal ‘Ashri arba’a raka’aatin mustaqbilal qiblati (adaaan) [makmuuman / imaaman] lilaahi ta’aalaa.
Artinya :
Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu Ashar sebanyak empat raka’at
dengan menghadap kiblat, (Sebagai) [makmum / imam], karena Allah Ta’ala.
Bacaan Doa Niat Sholat Maghrib
أُصَلِّى فَرْضَ المَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعاَتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لله تَعَالَى
Ushallii fardhal Maghribi tsalaatsa raka’aatin mustaqbilal qiblati (adaaan) [makmuuman / imaaman] lilaahi ta’aalaa.
Artinya :
Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu Maghrib sebanyak tiga raka’at dengan menghadap kiblat, (sebagai) [makmum / imam] karena Allah Ta’ala.
Bacaan Doa Niat Sholat Isya
أُصَلِّى فَرْضَ العِشَاء ِأَرْبَعَ رَكَعاَتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لله تَعَالَى
Ushallii fardhal Isyaa’i arba’a raka’aatin mustaqbilal qiblati (adaaan) [makmuuman / imaaman] lilaahi ta’aalaa.
Artinya :
Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu Isya’ sebanyak empat raka’at dengan menghadap kiblat, (sebagai) [makmum / imam] karena Allah Ta’ala
2. Gerakan Berdiri Tegak untuk Salat
Berdiri tegak pada
salat fardu hukumnya wajib. Berdiri tegak merupakan salah satu
rukun salat. Sikap ini dilakukan sejak sebelum takbiratul ihram. Cara melakukannya adalah sebagai berikut.
1. Posisi badan harus tegak lurus dan tidak membungkuk, kecuali jika sakit.
2. Tangan rapat di samping badan.
3. Kaki direnggangkan, paling lebar selebar bahu.
4. Semua ujung jari kaki menghadap kiblat.
5. Pandangan lurus ke tempat sujud.
6. Posisi badan menghadap kiblat. Akan tetapi, jika tidak mengetahui
arah kiblat, boleh menghadap ke arah mana saja. Asal dalam hati tetap
berniat menghadap kiblat.
3. Takbiratul Ihrâm
a. Gerakan Mengangkat Kedua Tangan
ada banyak keterangan tentang cara mengangkat tangan. Menurut kebanyakan ulama caranya adalah sebagai berikut.
- Telapak tangan sejajar dengan bahu.
- Ujung jari-jari sejajar dengan puncak telinga.
- Ujung ibu jari sejajar dengan ujung bawah telinga.
- Jari-jari direnggangkan.
- Telapak tangan menghadap ke arah kiblat, bukan menghadap ke atas atau ke samping.
- Lengan direnggangkan dari ketiak (sunah
bagi laki-laki). Untuk perempuan ada yang menyunahkan merapatkannya
pada ketiak. Namun, boleh juga merenggangkannya.
- Bersamaan dengan mengucapkan kalimat takbir.
Catatan : Mengangkat tangan ketika
salat
terdapat pada empat tempat, yaitu saat takbiratulihram, saat hendak
rukuk, saat iktidal (bangun dari rukuk), dan saat bangun dari rakaat
kedua (selesai tasyahud awal) untuk berdiri meneruskan rakaat ketiga.
اَللّهُ اَكْبَرُ
Allahu’akbar
Artinya : “Allah Maha Besar”
Mengucapkan Takbir “Allahu’akbar”
sembari mengangkat tangan ketika mengawali ibadah sholat, dan ketika
seseorang sudah melakukan takbiratul ihram pertanda bahwa tidak boleh
melakukan hal hal diluar sholat yang berarti seseorang sudah masuk dalam
ibadah Sholat sehingga harus diam dan hanya mengucapkan bacaan bacaan
sholat yang akan dibaca nantinya.
b. Gerakan Sedekap dalam Salat
Sedekap dilakukan sesudah mengangkat tangan takbiratulihram. Adapun caranya adalah sebagai berikut.
a. Telapak tangan kanan diletakkan di atas pergelangan tangan kiri, tidak digenggamkan.
b. Meletakkan tangan boleh di dada. Boleh juga meletakkannya di atas pusar. Boleh juga meletakkannya di bawah pusar.
Ketika bersedekap, doa yang pertama dibaca adalah doa iftitah.
Video Penjelasan – Macam-macam Doa Iftitah
Adapun Bacaan yang diguanakan oleh masyarakat di Indonesia, ada di bawah ini :
c. Bacaan DOA IFTITAH (Sunah)
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Allaahu Akbaru kabiiraw-walhamdu lillaahi katsiiran, wa subhaanallaahi bukrataw-wa’ashiila.
Artinya : “Allah Maha Besar, Maha Sempurna Kebesaran-Nya. Segala Puji
Bagi Allah, Pujian Yang Sebanyak-Banyaknya. Dan Maha Suci Allah
Sepanjang Pagi Dan Petang.”
وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ
السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيْفاً مُسْلِماً وَمَا أَنَا مِنَ
الْمُشْرِكِيْنَ. إِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ
لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ
وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Inni Wajjahtu wajhiya
lilladzii fatharas-samaawaati wal ardha haniifam-muslimaw-wamaa anaa
minal musyrikiina. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii
lillaahi Rabbil ‘aalamiina. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa
anaa minal muslimiin.
Artinya : “Kuhadapkan Wajahku Kepada Zat Yang Telah Menciptakan Langit
Dan Bumi Dengan Penuh Ketulusan Dan Kepasrahan Dan Aku Bukanlah Termasuk
Orang-Orang Yang Musyrik. Sesungguhnya Sahalatku, Ibadahku, Hidupku Dan
Matiku Semuanya Untuk Allah, Penguasa Alam Semesta. Tidak Ada Sekutu
Bagi-Nya Dan Dengan Demikianlah Aku Diperintahkan Dan Aku Termasuk
Orang-Orang Islam.”
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Bismillahirrahmaanirrahiim(i)
Artinya : “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang”
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
Alhamdu lilla_hi rabbil ‘a_lamin(a).
Ar Rahmaanirrahiim(i). Maaliki yaumiddiin(i). Iyyaaka na’budu wa
iyyaaka nasta’iin(u). Ihdinash-shirraatal musthaqiim(i). Shiraathal
ladziina an’amta ‘alaihim ghairil maghduubi ‘alaihim
waladh-dhaalliin(a).
Artinya : Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam, Yang
Maha Pengasih, Maha Penyayang, Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada
Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon
pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus (yaitu) jalan orang-orang
yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang
dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
5. Gerakan Dan Bacaan Rukuk – Thuma’ninah
اَللّهُ اَكْبَرُ
Allahu’akbar
Artinya : “Allah Maha Besar”
Rukuk artinya membungkukkan badan. Adapun cara melakukannya adalah sebagai berikut.
1. Angkat tangan sambil mengucapkan
takbir. Caranya sama seperti takbiratulihram.
2. Turunkan badan ke posisi membungkuk.
3. Kedua tangan menggenggam lutut. Bukan menggenggam betis atau paha.
Jari-jari tangan direnggangkan. Posisi tangan lurus, siku tidak ditekuk.
4. Punggung dan kepala sejajar. Punggung dan kepala dalam posisi
mendatar. Tidak terlalu condong ke bawah. Tidak pula mendongah ke atas.
5. Kaki tegak lurus, lutut tidak ditekuk.
6. Pinggang direnggangkan dari paha.
7. Pandangan lurus ke tempat sujud.
Sesudah posisi ini mantap, kemudian membaca salah satu doa rukuk.
Adapun bacaan Rukuk Sebagai Berikut :
Bacaan Doa R U K U’
سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
Subhaana rabbiyal azhiimi wa bi hamdih – 3 X (Tiga Kali)
Artinya : “Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung Dan Dengan Memuji-Nya.”
6. Gerakan Dan Doa Iktidal – Thuma’ninah
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَه
sami’allahu liman hamidah
Artinya : Allah mendengar orang yang memuji-Nya.
Iktidal adalah bangkit dari rukuk.
Posisi badan kembali tegak. Ketika bangkit disunahkan mengangkat tangan
seperti ketika takbiratulihram. Bersamaan dengan itu membaca kalimat
“sami’allahu liman hamidah”. Badan kembali tegak berdiri, Tangan rapat
di samping badan. Ada juga yang kembali ke posisi bersedekap seperti
halnya ketika membaca
surat Al Fatihah.
Perbedaan ini terjadi karena beda pemaknaan terhadap hadis dalilnya.
Padahal dalil yang digunakan sama. Namun, jumhur ulama sepakat bahwa
saat iktidal itu menyimpan tangan rapat di samping badan.
Sesudah badan mantap tegak berdiri, barulah membaca salah satu doa iktidal.
Bacaan Doa I’TIDAL
رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّموَاتِ وَمِلْءُ الاَرْضِ وَمِلْءُ مَا شِئتَ مِنْ شَيْئٍ بَعْدُ
Rabbanaa lakal hamdu Mil ussamaawaati wamil-ul ardhi wamil-u maasyi’ta min syai-in ba’du.
Artinya : “Ya Allah ya Tuhan kami, bagi-Mu-lah segala puji, sepenuh
langit dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa saja yang Engkau kehendaki
sesudah itu.”
7. Gerakan Dan Bacaan Sujud – Thuma’ninah
Kemudian dilanjutkan dengan melakukan gerakan sujud seraya membaca “Allahu Akbar”
dengan kedua lutut terlebih dulu, yakni meletakkan Dahi dan Hidung,
Kedua Telapak Tangan, kedua lutut dan Kedua Kaki menempel di lantai
(Tempat Sholat).
اَللّهُ اَكْبَرُ
Allahu’akbar
Artinya : “Allah Maha Besar”
Bacaan Doa SUJUD dalam Sholat
سُبْحَانَ رَبِّيَ الأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
Subhaana rabbiyal a’la wa bi hamdihi. 3x
Artinya : “Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi, dan dengan segala puji bagi-Nya.” 3x
Sujud
artinya menempelkan kening pada lantai. Menurut hadis riwayat Jamaah,
ada tujuh anggota badan yang menyentuh lantai ketika sujud, yaitu:
1. wajah (kening dan hidung),
2. dua telapak tangan,
3. dua lutut, dan
4. dua ujung telapak kaki.
Cara melakukan sujud adalah sebagai berikut.
1. Turunkan badan dari posisi iktidal, dimulai dengan menekuk lutut sambil mengucapkan takbir.
2. Letakkan kedua lutut ke lantai.
3. Letakkan kedua telapak tangan ke lantai.
4. Letakkan kening dan hidung ke lantai.
5. Talapak tangan dibuka, tidak dikepalkan. Akan tetapi, jari-jarinya
dirapatkan, dan ini satu-satunya gerakan di mana jari-jari tangan
dirapatkan, sementara dalam gerakan lainnya jari-jari ini selalu
direnggangkan.
6. Jari-jari tangan dan kaki semuanya menghadap ke arah kiblat. Ujung jari tangan letaknya sejajar dengan bahu.
7. Lengan direnggangkan dari ketiak (sunah bagi laki-laki). Untuk
perempuan ada yang menyunahkan merapatkannya pada ketiak. Namun, boleh
juga merenggangkannya.
8. Renggangkan pinggang dari paha.
9. Posisi pantat lebih tinggi daripada wajah.
10. Sujud hendaknya dilakukan dengan tenang. Ketika sudah mantap sujudnya, bacalah salah satu doa sujud.
8. Gerakan dan Bacaan Iftirasy – Thuma’ninah (Gerakan Duduk antara Dua Sujud)
اَللّهُ اَكْبَرُ
Allahu’akbar
Artinya : “Allah Maha Besar”
Kemudian bangun dari sujud dengan mengucapkan “Allaahu Akbar”,
untuk kemudian melakukan duduk di antara dua sujud. Pada saat sudah
duduk dengan sempurna [menduduki kaki kiri, dengan telapak kaki kanan
berdiri dan jarinya terletak di alas (lantai/tanah) menghadap kiblat]
Duduk antara sujud adalah duduk iftirasy, yaitu:
1. Bangkit dari sujud pertama sambil mengucapkan takbir.
2. Telapak kaki kiri dibuka dan diduduki.
3. Telapak kaki kanan tegak. Jari-jarinya menghadap ke arah kiblat.
4. Badan tegak lurus.
5. Siku ditekuk. Tangan sejajar dengan paha.
6. Telapak tangan dibuka. Jari-jarinya direnggangkan dan menghadap ke arah kiblat.
7. Telapak tangan diletakkan di atas paha. Ujung jari tangan sejajar dengan lutut.
8. Pandangan lurus ke tempat sujud.
9. Setelah posisi tumakninah, baru kemudian membaca salah satu doa antara dua sujud.
Bacaannya Sebagai Berikut :
DUDUK DIANTARA DUA SUJUD
رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَارْفَعْنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَعَافِنِيْ وَاعْفُ عَنِّيْ
Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa ‘aafinii wa’fu ‘annii.
Artinya : “Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah aku,
angkatlah derajatku, berikanlah rejeki kepadaku, berikanlah petunjuk
kepadaku, berilah kesehatan kepadaku dan ampunilah aku.”
9. Gerakan Duduk Dan Bacaan Tasyahud Akhir
Dalam Rukun Sholat tidak tertuliskan
Tasyahhud Awal atau Tahiyat awal karena itu sebenarnya ada dalam Sunah
Sholat yaitu pada Madzhab Imam Syafi’i disebut sebagai Sunah ab’adh
yaitu perkara yang disunahkan dalam shalat, dan apabila meninggalkannya
(baik disengaja maupun tidak), sunah melakukan sujud sahwi, untuk
mengganti kekurangan tersebut. Jadi Tasyahud awal tidak disebutkan dalam
rukun Sholat, jadi yang masuk dalam Rukun adalah Tasyahhud Akhir.
Tasyahhud Awal hanya dilakukan pada
Sholat yang lebih dari dua rakaat, yaitu pada
salat zuhur,
asar,
magrib, dan
isya.
Ketika seseorang melakukan Sholat maka Tasyahhud Akhir harus ada, Tata
cara Duduknya harus ada dan juga Bacaan Tasyahhud Akhir juga harus ada.
a. Duduk Tasyahhud Akhir (Duduk Tawarruk)
Bangkit dari sujud membaca takbir dan duduk dalam posisi Tasyahhud Akhir yaitu duduk Tawarruk.
اَللّهُ اَكْبَرُ
Allahu’akbar
Artinya : “Allah Maha Besar”
Setelah sujud yang ke dua kemudian melakukan Doa Tahiyat Akhir dengan cara duduk tasyahhud (tahiyat) akhir. Adapun tata cara duduk pada Tasyahhud Akhir
ini hendaknya orang yang sholat duduk pada pangkal pahanya yang kiri
dengan posisi kaki kiri yang keluar dari bagian bawahnya, sementara
telapak kaki kanan dalam posisi tegak.
Tasyahud akhir adalah duduk tawaruk. Caranya adalah.
1. Bangkit dari sujud kedua, yaitu pada rakaat terakhir salat, sambil membaca takbir.
2. Telapak kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan. Jadi, panggul duduk menyentuh lantai.
3. Telapak kaki kanan tegak. Jari-jarinya menghadap ke arah kiblat.
4. Badan tegak lurus.
5. Siku ditekuk. Tangan sejajar dengan paha.
6. Telapak tangan dibuka. Jari-jarinya direnggangkan dan menghadap ke arah kiblat.
7. Telapak tangan diletakkan di atas paha. Ujung jari tangan sejajar dengan lutut.
8. Disunahkan memberi isyarat dengan telunjuk, yaitu telapak tangan
kanan digenggamkan. Kemudian telunjuk diangkat (menunjuk). Dalam posisi
ini kemudian membaca doa tasyahud, selawat, dan doa setelah tasyahud
akhir.
b. Bacaan TASYAHUD AKHIR :
Doa Bacaan Sholat – TASYAHUD AKHIR
اَلتَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ
الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ ِللهِ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا
النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى
عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهدُ اَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَاَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
At-tahiyyaatul
mubaarakatush-shalawaatuth-thayyibaatulillaahi. Assalaamu ‘alaika
ayyuhan-nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuhu. Assalaamu ‘alainaa wa
‘alaa ‘ibaadillaahish-shaalihiina. Asyhadu an laa ilaaha illallaahu wa
asyhadu anna Muhammadar Rasuulullaahi.
Artinya : “Segala kehormatan, keberkahan, rahmat dan keselamatan
(shalawat), serta kebaikan hanyalah kepunyaan Allah. Keselamatan, rahmat
dan berkah dari Allah semoga tetap tercurah atasmu, wahai Nabi
(Muhammad). Keselamatan, rahmat dan berkah dari Allah semoga juga
tercurah atas kami, dan juga atas seluruh hamba Allah yang shaleh. Aku
bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan
allah.”
10. Membaca Shalawat Nabi
Ketika melakukan Tasyahhud Akhir maka kemudian berikutnya membaca Shalawat, minimal membaca Bacaannya shalawat :
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ
yang lebih sempurna yaitu Shalawat Ibrahimiah :
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى
اَلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمِ وَعَلَى اَلِ
إِبْرَاهِيْمِ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِ مُحَمَّدٍ، كََمَا
بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمِ وَعَلَى اَلِ إِبْرَاهِيْمِ . فِى
الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
Allaahumma shalli ‘alaa Muhammadin.
Wa ‘alaa aali Muhammadin kamaa shallaita ‘alaa Ibraahiim, wa ‘alaa aali
Ibraahiim, wa baarik ‘ala Muhammadin wa ‘alaa aali Muhammadin, kamaa
baarakta ‘alaa Ibraahiim wa ‘alaa aali Ibraahiim, fil ‘aalamiina innaka
hamiidun majiidun.
Artinya :
Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan (Shalawat) untuk Nabi
Muhammad. Dan juga limpahkanlah rahmat dan keselamatan (shalawat) kepada
keluarga Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat dan
keselamatan (shalawat) kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim.
Limpahkanlah keberkahan kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad,
sebagaimana Engkau telah melimpahkan keberkahan kepada Ibrahim dan
kepada keluarga Ibrahim. Di seluruh alam semesta, sesungguhnya Engkau
adalah Maha Terpuji lagi Maha Agung (Mulia).
11. Gerakan Salam
Gerakan
salam adalah menengok ke arah kanan dan kiri. Menengok dilakukan sampai
kira-kira searah dengan bahu. Jika jadi imam dalam
salat berjamaah, salam dilakukan sampai terlihat hidung oleh makmum. Menengok dilakukan sambil membaca salam.
Adapun bacaan salam sebagai berikut :
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
salam ke arah kanan dan kiri seraya mengucapkan: “ASSALAAMU ‘ALAIKUM WA RAHMATULLAH, ASSALAAMU ‘ALAIKUM WA RAHMATULLAH (Semoga keselamatan dan rahmat Allah limpahkan kepadamu)
12. Niat Keluar Dari Sholat
An-Nawawi rahimahullah mengatakan,
“Apakah diwajibkan meniatkan dalam salamanya keluar (shalat)? Ada dua
pendapat terkenal, yang paling kuat menurut ulama Khurasan; tidak wajib,
karena niat shalat sudah mencakup salam. Dan ini pendapat Abu Hafs bin
Wakil dan Abu Abdillah Al-Khotan sebagaimana yang disebutkan oleh
pengarang. Imam Al-Haramain mengatakan, “Ini adalah pendapat meyoritas.”
Pembahasan Niat Keluar Sholat Lebih Lanjut : islamqa*info/id/175471
13. Tertib
Mengerjakan rukun-rukun Sholat secara
berurutan. Tidak boleh orang sengaja melompati rukun Sholat dalam
melaksanakan ibadah sholat yang dapat menyebabkan batalnya sholat jika
disengaja meninggalkan salah satu dari rukun tersebut.
Sumber : Jagad.id -
https://jagad.id/tata-cara-sholat-fardhu-5-waktu-lengkap-dengan-gerakannya/