Saat itu… di kala senja di sebuah pantai, aku duduk
berdua dengan seseorang yang sangat aku cintai, dengan di temani deburan ombak
danangin pantai meniup lirih sungguh suasana yang sangat menenangkan hati. Aku
mulai mengungkapkan perasaan itu kepadanya, tapi Tuhan berkata lain. Dia tidak memiliki
rasa yang sama dengan ku, walaupun kami sudah dekat sejak lama bukan berarti
dia bisa menerima karena hal itu. Mungkin ada alasan lain sehingga dia hanya
ingin menjadikanku seorang teman. Ok, I’m fine.
Sejak saat itu pula kehidupanku yang dulu selalu ceria
menjadi sedikit berubah. Yang dulu selalu ada canda tawa namun sekarang hanya memilih
untuk diam dan mengenang masa itu. Ya… hanya ingin melewati hari dengan biasa
saja, karena aku tak mau mengulangi kesalahan yang sama lagi.
Hari demi hari terus berganti, mencoba mengobati luka
di hati. Hingga aku mengerti akan sesuatu bahwa ada hal lain selain cinta yang
bisa membawa hati ini bahagia. Teman, iya teman, selama ini aku menafikkan itu
semua bahwa aku membutuhkan teman untuk bahagia. Kekasih hanyalah sebuah bonus
dari sebuah pertemanan, karena kami saling mengerti satu sama lain dan tidak
bertepuk sebelah tangan.
Suatu ketika di perpustakaan Nasional yang biasa aku
kunjungi untuk menghabiskan waktu aku bertemu teman lama ku. “Hai Ari… Apa
kabar? Wah sudah lama nih tidak bertemu.” Sapa salah satu teman lama saat masih
sekolah menengah (SMP).
“Wah… Desy… Baik, kamu?, Eh, Makin cantik aja nih…
Hehehehe…”
“Aku baik juga kok Ar… Ah kamu bisa aja Ar. Kamu juga
makin jelek aja… Ups… Hahahaha…” Canda Desy.
Sambil menatap wajah cerianya, “Sekali lagi aku
mengerti, cinta tak harus di cari dan di paksakan. Biarkan waktu yang menentukan
dan menghubungkan kami pada seseorang yang pas untuk kami.” Pikirku dalam hati.
Semenjak pertemuan itu, benih - benih cinta muncul tak
aku duga, layaknya sebuah air yang mengalir dan menemukan tempat yang layak
untuk berhenti dan membaur dengan yang lain. Daun yang berguguran di musim
semi, angin yang selalu berhembus lirih dengan membawa kenangan perih di masa
lalu yang pernah aku lalui. Tapi bersamaan dengan itu aku menumukan hal yang
lain, seperti cinta tapi ini berbeda dari waktu itu.
Mungkin ini cinta pandangan pertama, tapi mungkin juga
tidak karena aku sudah mengenalnya sejak lama. Banyak hal yang tak di duga
terjadi di hidup ini, seperti saat ini ketika aku sedang patah hati karena masa
lalu itu dan aku akhirnya bertemu dengan teman – teman ku dan bertemu belahan
jiwa ku.
Walau aku masih sedikit khawatir akan perasaan dia ke
pada ku. Tapi aku hanya bisa berharap dan berdoa agar dia memiliki rasa yang
sama pada ku. Tak perlu butuh waktu lama untuk mengenal kembali dia, dan kami
pun kurang lebih sudah saling mengerti akan masing – masing dari kami. Suatu
ketika aku mengejaknya jalan ke sebuah taman bermain, berharap membuat kenangan
indah bersamanya dan melupakan hal buruk yang terjadi di masa lalu karena
sebuah cinta.
Dan ternyata itu menjadi sebuah hal yang tak terduga,
setelah beberapa bulan aku jalan bersamanya akhirnya aku memutuskan untuk
menyatakannya. Aku pikir ini waktu yang tepat, di kegelapan malam disinari oleh
cahya bulan dan bintang yang bertaburan di langit malam. Aku duduk berdua di
sebuah bangku pinggir taman, di temani oleh musik jalanan yang romantic membuat
suasana menjadi tenang dan menenangkan. Entah ini suatu kebetulan yang tak
terduga lainnya, aku semakin percaya dengan pepatah itu.
Aku mulai menantap wajahnya begitu juga dirinya,
seakan sudah mengetahui apa yang akan terucap di mulut kami masing – masing.
Saat aku menyatakannya,”Desy… maukah kamu jadi kekasihku?... “ dia terdiam
sejenak dan mulai menganggukkan kepalanya dan berkata.
“Aku mau jadi kekasihmu…” Jawab lirih Desy.
Entah mimpi apa aku semalam, hingga malam inipun
seperti mimpi. Kami tidak membutuhkan waktu lama untuk saling mengerti satu
sama lain, karena kami dulunya adalah teman dan bukan seorang yang dipuja
sebelumnya. Seperti cintaku yang dulu, membutuhkan waktu lama untuk
menakhlukkan hatinya walau pada akhirnya kami hanya menjadi teman dan
menyisakan luka.
Berbeda dengan sekarang ini, karena kami adalah teman
dan dari teman itu kami bisa mengerti sedikit tentang diri kami masing –
masing. Walupun tak selalu sebaik ini, pasti ada nilai tersendiri dari sebuah
ikatan pertemanan. Aku percaya.
Teman ku Kekasih ku. Pepatah yang pernah ku dengar
mengatakan, “ Kalau Jodoh Gak Akan Kemana dan bla bla bla… “ Seperti itulah.
SiBocahLaliOmah - R_Az
0 Komentar untuk "Teman Ku, Kekasih Ku"
Nyok Sharing Gaes...